Ketua Harian DPP Partai Golkar Nurdin Halim meminta Priyo Budi Santoso melihat kenyataan bahwa Airlangga Hartarto sudah terpilih menjadi ketua umum Partai Golkar berdasarkan konstitusi partai.
"Ya itu haknya Pak Priyo, tapi saya mengimbau kepada Pak Priyo melihat kenyataan. Bahwa ini sudah ada kesepakatan (Airlangga sebagai ketua umum Golkar) berdasarkan konstitusi, yaitu rapat pleno dan rapimnas," kata Nurdin di Jakarta Convention Center, Jakarta Selatan, Senin (18/12/2017).
Sebelumnya, Priyo mempersoalkan penunjukan Airlangga sebagai ketua umum secara definif untuk menggantikan Setya Novanto lewat rapat pleno tingkat DPP Partai Golkar.
Sekretaris Dewan Kehormatan DPP Partai Golkar itu juga tidak setuju musyawarah nasional luar biasa Partai Golkar yang akan diselenggarakan sore nanti, hanya memilih calon tunggal, Airlangga.
Menurut Priyo forum munaslub harus memberi ruang kepada semua kader Golkar yang terpanggil untuk mengajukan diri sebagai kandidat ketua umum. Jika kesempatan dibuka, Priyo mempertimbangkan untuk menjadi kompetitor Airlangga.
"Jadi dia (Priyo) harus melihat kenyataan yang ada, bahwa dinamika ke depan di mana sudah ada kesepahaman di DPD I se-Indonesia untuk melaksanakan keputusan DPP yang telah diputuskan lewat rapimnas," ujar Nurdin.
"Nah kalau lihat kondisi itu, menurut saya dia harus melihat kenyataanlah," Nurdin menambahkan.
"Ya itu haknya Pak Priyo, tapi saya mengimbau kepada Pak Priyo melihat kenyataan. Bahwa ini sudah ada kesepakatan (Airlangga sebagai ketua umum Golkar) berdasarkan konstitusi, yaitu rapat pleno dan rapimnas," kata Nurdin di Jakarta Convention Center, Jakarta Selatan, Senin (18/12/2017).
Sebelumnya, Priyo mempersoalkan penunjukan Airlangga sebagai ketua umum secara definif untuk menggantikan Setya Novanto lewat rapat pleno tingkat DPP Partai Golkar.
Sekretaris Dewan Kehormatan DPP Partai Golkar itu juga tidak setuju musyawarah nasional luar biasa Partai Golkar yang akan diselenggarakan sore nanti, hanya memilih calon tunggal, Airlangga.
Menurut Priyo forum munaslub harus memberi ruang kepada semua kader Golkar yang terpanggil untuk mengajukan diri sebagai kandidat ketua umum. Jika kesempatan dibuka, Priyo mempertimbangkan untuk menjadi kompetitor Airlangga.
"Jadi dia (Priyo) harus melihat kenyataan yang ada, bahwa dinamika ke depan di mana sudah ada kesepahaman di DPD I se-Indonesia untuk melaksanakan keputusan DPP yang telah diputuskan lewat rapimnas," ujar Nurdin.
"Nah kalau lihat kondisi itu, menurut saya dia harus melihat kenyataanlah," Nurdin menambahkan.