Digaji Rp 4 Juta, Ini Pengakuan Eks Buzzer Rahasia Ahok

Reza Gunadha Suara.Com
Selasa, 24 Juli 2018 | 07:00 WIB
Digaji Rp 4 Juta, Ini Pengakuan Eks Buzzer Rahasia Ahok
Ahok (instagram @@basukibtp)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketika beragam media sosial mampu masuk nyaris ke setiap lekuk ruang privat setiap orang, tak sedikit yang memanfaatkannya untuk kepentingan tersendiri. Tak terkecuali politik. Bisa jadi, saat seorang tokoh bersorak karena memenangkan pertarungan politik, ada sosok buzzer yang berdiam di baliknya.

Alex tak melulu mengunggah tulisan, meme, atau foto soal politik Indonesia. Ia juga kerap mengunggah tulisan dirinya tengah patah hati, atau foto menu sarapan pagi yang lezat.

Tak ketinggalan, Alex selalu memasang foto-foto menarik milik orang lain pada kolom potret profil akun palsu medsosnya—rata-rata potret perempuan cantik.

Namun, akun-akun palsu miliknya itu dibuat Alex bukan untuk sekadar bersenang-senang di dunia maya.

"Ini adalah perang," tutur Alex kepada Kate Lamb, jurnalis The Guardian yang menemuinya di Jakarta, dan diterbitkan pada laman daring kantor berita berbasis di Inggris tersebut, Senin (23/7/2018).

“Ketika Anda sedang berperang, Anda menggunakan apa pun yang tersedia untuk menyerang lawan,” kata Alex, di  sebuah kafe Jakarta Pusat. 

“Tetapi, terkadang, saya merasa jijik kepada diri saya sendiri,” tambahnya.

Beberapa bulan pada tahun 2017, Alex—bukan nama sebenarnya—mengakui menjadi satu dari lebih 20 sosok penting yang tergabung dalam pasukan dunia maya rahasia untuk Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Kala itu, Ahok menjadi calon gubernur petahana dalam Pilkada DKI 2017. Alex, bersama buzzer lain bekerja terus menerus mengunggah tulisan, meme, maupun foto berisi pesan agar publik kembali memilih Ahok. Tentunya, kesemua itu diunggahnya ke akun-akun palsu.

Baca Juga: TGB Akhirnya Keluar dari Partai Demokrat

Buzzer adalah sebutan bagi seseorang yang bekerja seperti Alex. Lazimnya, Buzzer diartikan sebagai pengguna media sosial dengan pengikut berjumlah paling sedikit 2.000 orang. Mereka dibayar untuk mempromosikan barang atau sosok tertentu lewat rangkaian tulisan yang diunggah.

"Mereka mengatakan kepada kami, bahwa Anda harus memiliki lima akun Facebook, lima akun Twitter dan satu Instagram. Mereka mengatakan, semua itu harus dirahasiakan," katanya.

"Mereka mengatakan saat itu adalah 'perang' dan kami harus menjaga medan perang, serta tidak memberi tahu siapa pun tentang tempat kami bekerja.”

Pada Pilkada DKI 2017, Ahok bersanding dengan calon wakilnya, Djarot Saiful Hidayat. Ahok kala itu harus melawan dua rival yang terbilang keras berat dalam dunia politik.

Pertama, ada Agus Harimurti Yudhoyono, putra sulung Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono. Kedua, ada mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan yang juga didukung seteru politik Presiden Joko Widodo, Prabowo Subianto.

Ahok juga harus menghadapi serangan mengenai dugaan menodai agama. Ia juga mendapat serangan diskriminasi berbasis rasialisme. Puncaknya, sejumlah kelompok anti-Ahok menggelar demonstrasi besar-besaran dengan mengatasnamakan agama.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI