Dalam pelatihan yang digelar beberapa bulan sebelum pemungutan suara tersebut, keponakan mantan Ketua MK Mahfud MD itu mengaku mendapat materi pelatihan kecurangan bagian dari demokrasi, yang membuatnya kaget dan merasa tidak nyaman.
"Terlebih lagi menunjukkan gambar orang, tokoh, pejabat, kepala daerah yang diarahkan untuk memberikan dukungan logistik untuk salah satu paslon. Ini mengganggu saya hingga pada akhirnya saya membantu 02," ucap Hairul Anas.