Sejarah Antifa, Organisasi Anti Fasis yang Dilabeli Teroris oleh Trump

Senin, 01 Juni 2020 | 14:33 WIB
Sejarah Antifa, Organisasi Anti Fasis yang Dilabeli Teroris oleh Trump
[The Guardian]

Fasisme dianggap Antifa sebagai ancaman serius lantaran bakal menanamkan ide-ide yang mengarah pada penargetan terhadap orang-orang terpinggirkan seperti ras minoritas, wanita, dan anggota LGBT.

"Argumennya adalah bahwa militan anti-fasisme secara inheren membela diri karena kekerasan yang didokumentasikan secara historis yang diajukan oleh kaum fasis, terutama kepada orang-orang yang terpinggirkan," kata Mark Bray.

Strategi Antifa dalam Melancarkan Aksi

Mark Bray mengatakan Antifa memiliki pendekatan taktik yang murip dengan kelompok-kelompok anarkis, seperti berpakaian serba hitam, dan menggunakan topeng.

Di era modern, demonstrasi bukan jadi satu-satunya cara bagi Antifa dalam melawan musuhnya dan mengampanyekan pemikiran mereka.

Lewat media sosial, Antifa dilansir BBC kerap kali meneror politikus atau organisasi sayap kanan dengan menyebar informasi pribadi atau lebih dikenal dengan nama Doxxing.

Lewat metode tersebut, Antifa berhasil membuat pro sayap kanan dipecat dari pekerjaan mereka.

Alasan Antifa Kerap Menggunakan Kekerasan

Aksi demonstrasi memprotes kematian George Floyd di Washington DC. (Anadolu Agency/Yasin Ozturk)
Aksi demonstrasi memprotes kematian George Floyd di Washington DC. (Anadolu Agency/Yasin Ozturk)

Antifa terkenal dengan teror yang mengincar berbagai fasilitas publik. Mereka kerap mempertontonkan aksi kekerasan dalam mengampanyekan tujuan mereka.

Baca Juga: Disembunyikan di atas Lemari, Polisi Sita Ganja 16 Gram dari Dwi Sasono

Mark Bray selaku penulis buku ANTIFA: The Anti-Fascist Handbook menyebut kekerasan dibenarkan oleh Antifa lantaran menganggap kelompok fasis dan rasis juga melakukan hal serupa lewat suatu sistem.

"Jika kelompok rasis atau fasis dibiarkan berorganisasi dengan bebas, itu pasti akan menghasilkan kekerasan terhadap masyarakat yang terpinggirkan," kata Bray.

Menyadur BBC, aksi kekerasan yang dilakukan Antifa tercatat beberapa kali mampu mengganggu stabilitas prganisasi sayap kanan.

Bahkan beberapa rapat umum dan pidato di Amerika sempat berhenti karena teror dari kelompok anti-fasis tersebut.

Kerusuhan yang baru-baru ini terjadi di Amerika Serikat setelah kematian pria kulit hitam George Floyd juga diduga telah ditunggangi Antifa, kendati belum ada bykti kuat terkait hal itu.

"Mereka mengatakan jika kekerasan memang terjadi, tapi itu sebagai bentuk pembelaan diri," tulis BBC dikutip Suara.com, Senin (1/6/2020).

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI