Dihantam Pandemi, Pemilik Senjata Api di AS Melonjak

Bangun Santoso Suara.Com
Kamis, 20 Agustus 2020 | 12:41 WIB
Dihantam Pandemi, Pemilik Senjata Api di AS Melonjak
Ilustrasi senjata api. (Pixabay/sluh3rg)

Suara.com - Menurut sebuah laporan oleh The Brookings Institute, sebuah lembaga kajian terkemuka di Amerika, hampir tiga juta unit senjata api terjual sejak bulan Maret tahun ini, lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya pada periode yang sama.

Ini juga membuktikan bahwa orang-orang yang sebelumnya belum pernah memiliki senjata api, kini antri untuk memperolehnya.

Sam Barbakoff adalah seorang instruktur menembak, setelah seharian penuh di lapangan tembak yang sibuk, ia membantu mengosongkan peluru dari senjata yang habis dipakai.

Namun ia selalu membawa senjata-apinya sendiri setiap saat, karena ia yakin bahwa sebuah senjata harus selalu berada di dekat pemiliknya

Jadi apabila ada orang yang memaksa masuk ke rumahnya, ia tak perlu mencari-cari lagi senjatanya, dan selalu siap di dekatnya.

Sam Barbakoff yang aslinya berasal dari Rusia, selalu menyukai senjata-api.

Ia juga berada di lokasi yang tepat, karena Florida, negara bagian tempat tinggalnya sekarang, mengizinkan para warga sipil memiliki senjata.

Saat ini ada 450 ribu senjata api yang terdaftar dan dimiliki oleh warga Florida.

Itu merupakan angka kepemilikan senjata nomor dua terbesar di Amerika setelah Texas.

Baca Juga: Heboh Senpi untuk Sipil, Bamsoet Bantah: Cuma Dipakai Olahraga Menembak

Belum lama ini, terjadi lonjakan angka pembelian yang cukup besar di negara bagian pecinta senjata ini sejak bulan Maret.

Itu terdiri dari para pemilik baru, dan ini terjadi di seluruh penjuru negara.

Warga Amerika kini berlomba-lomba senjata sehingga angka penjualan memecahkan rekor.

Sistem pemeriksaan latar belakang kriminal nasional yang dikelola kantor FBI, melakukan lebih dari 19 juta cek latar belakang warga, pada tengah tahun pertama 2020. Ini 6 juta lebih dibandingkan setengah tahun pertama 2019.

Menurut lembaga kajian The Brookings Institute, yang mendorong meningkatnya permintaan masyarakat terhadap senjata adalah kekhawatiran atas keamanan pribadi mereka.

Pada bulan Maret dikatakan bahwa para pembeli mengutarakan kekhawatiran atas Covid dan menurunnya perekonomian. Belum lama ini, penjualan senjata didorong oleh kekhawatiran tersebut ditambah dengan meluasnya protes atas ketidak-adilan rasial yang dipicu oleh kematian George Floyd.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI