Suara.com - Publik tengah digegerkan oleh kasus perusakan Musala Darussalam di Kelurahanan Kutajaya, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang.
Kejadian tersebut sontak mengundang reaksi sejumlah pihak. Salah satunya dari Politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean.
Lewat akun Twitter pribadi miliknya, Ferdinand mengecam sekaligus mengutuk pelaku perusakan musala tersebut.
Menurutnya, pelaku yang telah mencorat-coret tembok musala dan sejumlah Alquran itu harus dihukum seberat-beratnya.
"Saya mengecam dan mengutuk pelaku siapa pun dia harus dihukum seberat-beratnya," ujarnya seperti dikutip Suara.com.

Lebih lanjut lagi, Politisi Partai Demokrat ini mengaku ragu jika pelakunya adalah kafir. Sebab, ada sejumlah kejanggalan yang ia temukan.
Menurut Ferdinand tulisan 'saya kafir' tidak mungkin dibuat oleh orang non muslim. Pasalnya, mereka tak suka apabila disebut kafir.
"Tulisan saya kafir. Non muslim tak mungkin dan tak suka sebut dirinya kafir," jelasnya.
Sementara alasan kedua adalah adanya tulisan 'tidak ridho'. Ferdinand mengatakan bahwa orang-orang kafir tidak menggunakan kata tersebut.
Baca Juga: Satrio Coret Musala "Saya Kafir" di Tangerang Masih Remaja, Merasa Benar
"Tulisan tidak ridho, kafir tak gunakan kata Ridho," ungkap Ferdinand.
Dalam cuitannya, Ferdinand Hutahaean menyertakan video viral yang merekam kondisi musala usai dirusak oleh orang. Video tersebut telah beredar luas di media sosial.
Dari informasi yang dihimpun, musala tersebut dicoret dengan tulisan "anti islam", "anti agama", dan "saya kafir". Bahkan, dalam video juga tampak adanya Alquran yang disobek.
Peristiwa tersebut diketahui pada Selasa (29/9/2020) sekira pukul 15.30 WIB oleh seorang jamaah musala bernama Rifki Hermawan.
Ia mengaku memasuki musala dengan tujuan untuk menunaikan ibadah Salat Ashar. Namun, Rifki lantas terkejut sebab kondisi tembok sudah dipenuhi dengan berbagai coretan.
Polisi Tangkap Pencoret "Saya Kafir" Musala Darussalam Tangerang