Pertamina Bantah Libatkan Ormas dalam Kasus Sengketa Tanah di Pancoran

Kamis, 18 Maret 2021 | 21:58 WIB
Pertamina Bantah Libatkan Ormas dalam Kasus Sengketa Tanah di Pancoran
Tangkapan layar bentrok antarwarga dan ormas di Jalan Pancoran Buntu II, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (24/2/2021) sore. [Ist]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Sampai saat ini, sudah lebih dari 75 persen lahan telah dikembalikan kepada Pertamina, dan semua kami lakukan sesuai prosedur dan tidak ada cara-cara anarkis menggunakan ormas tertentu pada proses pemulihan aset," kata dia.

Dugaan ormas dibayar

Penyerangan terhadap warga sekitar disinyalir melibatkan oknum organisasi massa (ormas) yang dibayar.

Tak hanya lemparan batu, warga di sana juga menjadi sasaran lemparan bom molotov.

Wakil Paguyuban Warga Pancoran Buntu (Gapartu) Lilik Sulistyo mengatakan, puluhan orang tak dikenal itu mulai pukul 21.00 WIB datang ke akses masuk pemukiman tersebut.

Meski puluhan massa itu tidak berseragam, Lilik menduga jika mereka berasal dari salah satu ormas.

"Begitu pukul 21.00 WIB, tahu-tahu di depan sudah berdatangan dari pihak yang menyerang. Jadi disinyalir itu orang-orang bayaran. Entah itu ormas atau apalah. Sebab mereka tidak berseragam. Tapi menurut info yang kami terima ya dari ormas," ungkap Lilik.

Warga yang berada di lokasi juga melakukan penjagaan mengingat jumlah massa dari kubu yang menyerang jumlahnya bertambah banyak. Memasuki pukul 22.00 WIB, lanjut Lilik, terjadi bentrokan.

"Kami kan warga bingung karena tidak seperti biasanya banyak orang kumpul, kaya bukan orang sini lah. Makin lama makin banyak. Kami kan antisipasi, akhirnya benar. Sekitar jam 22.00 WIB pecah," ungkap dia.

Baca Juga: Bentrok Ormas dan Warga di Pancoran karena Sengketa Lahan, Ini Kata Polisi

Lilik mengatakan, bentrokan terjadi di depan pintu masuk Jalan Pancoran Buntu II. Dari luar, massa dengan jumlah banyak itu mulai melempari warga dengan batu hingga bom molotov.

"Pecahnya itu di perbatasan pintu masuk. Jadi tidak sampai dalem. Mereka dari luar. Lemoparan batu dan molotov, jadi pertama kali molotov dilempar ke arah kami. Kami tidak siap," jelas Lilik.

Bermula dari bangunan PAUD

Pada sore hari sebelum penyerangan terjadi, sempat terjadi proses mediasi antara warga dengan pihak PT Pertamina selaku pemilik lahan. Salah satu tuntutan warga kepada pihak PT. Pertamina adalah agar bangunan PAUD untuk tidak dirobohkan.

Lilik menyebut, sore itu alat berat sudah berada di lokasi PAUD yang berada di dalam pemukiman warga.

Atas hal itu, kepolisian dari jajaran Polsek Pancoran hingga Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Azis Andriansyah datang ke lokasi untuk melakukan mediasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI