"Tujuan bersama Barat dan Cina adalah stabilitas dan mengakhiri pertumpahan darah," Lubina menekankan bahwa Cina tidak tertarik pada kekacauan di Myanmar.
Beijing ingin membangun infrastruktur dan koridor ekonomi yang menghubungkannya dengan India, yang semuanya menjadi tidak mungkin untuk saat ini.
"Tapi, tentu saja, mereka juga ingin menjaga jarak dengan Barat," dia menggarisbawahi.
Kemarahan publik Myanmar ditujukan kepada Cina
Posisi Cina di Myanmar, di mana ketidakpercayaan terhadap Beijing semakin tinggi, sama sekali tidak kontroversial.
Harapan Beijing untuk mencetak poin di antara publik Myanmar dengan mendukung pernyataan DK PBB yang relatif jelas tampaknya sia-sia sebagai akibat dari serangan pembakaran seminggu yang lalu di beberapa pabrik di Yangon milik investor Cina.
Tidak jelas siapa yang berada di balik serangan pembakaran dan sejauh mana mereka terkait dengan protes anti-kudeta saat ini.
Tetapi reaksi dari pihak Cina tidak ambigu. The Global Times, corong ultranasionalis Partai Komunis Cina, menerbitkan laporan dan opini tentang peristiwa tersebut.
Dalam laporan itu, Kedutaan Besar Cina di Myanmar menuntut perlindungan aset dan warga negara Cina.
Baca Juga: Kudeta Myanmar: Kisah-kisah Pengorbanan dan Ketakutan dari Jalanan
Para pelakunya, menurut surat kabar tersebut, mungkin adalah elemen anti-Cina "yang telah diprovokasi oleh beberapa kekuatan Barat anti-Cina, LSM dan separatis Hong Kong."
"Untuk waktu yang lama, Barat dan beberapa pasukan anti-Cina telah mencoba menggunakan Myanmar sebagai poros strategis untuk menahan Cina," tambahnya.
Dalam editorialnya, Global Times menulis, "sudah diketahui dengan baik bahwa Cina tidak terlalu mencampuri situasi Myanmar, sementara itu berusaha sekuat tenaga untuk mempromosikan penyelesaian krisis secara damai sesuai dengan hukum."
Laporan tersebut memicu kemarahan di media sosial Myanmar. Seperti dilansir harian berbahasa Inggris The Irrawaddy, sebuah pesan dalam bahasa Myanmar dan Mandarin dibagikan sekitar satu juta kali.
Bunyinya: "Kami mengutuk pernyataan murni egois Kedutaan Besar Cina dalam segala hal. Cina sejauh ini tetap diam dan tidak mengutuk kudeta militer, meskipun ratusan orang kehilangan nyawa selama protes damai."
Pernyataan Kedutaan Besar Cina tidak diragukan lagi telah meningkatkan kebencian anti-Cina di Myanmar dan memperumit pengaruh moderasi yang mungkin dimiliki Beijing terhadap pihak-pihak yang terlibat konflik.