Al-Kurd dan sekelompok tetua duduk dan menyaksikan para pengunjuk rasa muda Palestina bernyanyi dan meneriakkan slogan-slogan kepada para pemukim di seberang jalan, meneriakkan "Kebebasan, kebebasan" dan "Palestina adalah Arab".
Oran-orang Israel melakukan hal yang sama. Mereka bernyanyi dan menari sementara polisi dengan perlengkapan anti huru-hara dan menunggang kuda memastikan kedua kubu berada di posisi terpisah.
Di rumah pemukim di seberang jalan, Yaakov, 42 tahun, mengatakan penundaan pengadilan adalah "aib."
"Mereka seharusnya mengambil sikap dan menunjukkan bahwa siapa pun yang melakukan tindakan kekerasan di Israel segera dihukum dan tidak diberi imbalan atas perilaku buruk mereka," katanya.
Bentrokan
Ketegangan di Yerusalem Timur telah meluas menjadi bentrokan antara polisi Israel dan warga Palestina di sekitar Al Aqsa, masjid paling suci ketiga Islam, pada puncak bulan Ramadhan, hingga memicu kecaman internasional.
Konfrontasi pecah antara warga Palestina dan polisi Israel di beberapa bagian Yerusalem Timur pada Minggu, termasuk di Sheikh Jarrah dan di luar Kota Tua yang bertembok, serta di Haifa, kota campuran Arab-Yahudi di Israel utara.
Para pengunjuk rasa melemparkan batu dan menyalakan api ketika petugas polisi dengan menunggang kuda dan peralatan anti kerusuhan menggunakan granat setrum untuk mengusir mereka.
Militan Palestina di Jalur Gaza menembakkan sedikitnya empat roket ke Israel, kata militer Israel. Salah satu roket, kata militer, dicegat dan lainnya jatuh di area terbuka. Tidak ada laporan tentang korban jiwa.
Baca Juga: Yordania Ingatkan Israel Atas Serangan di Masjid Al Aqsa
Apakah kekerasan lebih lanjut akan meletus, kemungkinan itu juga dapat bergantung pada acara lain yang dijadwalkan pada Senin, yaitu pawai tahunan oleh kalangan pemuda Israel ke Kota Tua Yerusalem, yang sebagian besar penduduknya adalah Palestina, untuk menandai reunifikasi Yerusalem pada 1967.