Perempuan Afganistan: Taliban Munafik dan Penipu Terutama soal Wanita

Reza GunadhaABC Suara.Com
Jum'at, 20 Agustus 2021 | 13:34 WIB
Perempuan Afganistan: Taliban Munafik dan Penipu Terutama soal Wanita
Perempuan dan anak Afganistan yang mengungsi. [DW Indonesia]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Bahkan di Afghanistan sendiri, kelompok Taliban maupun Pemerintahan Ashraf Ghani sama-sama mengklaim sebagai sistem Islam. Tapi keduanya sangat berbeda dalam prakteknya.

Taliban mengatakan Dewan Ulama akan menentukan hukum apa yang akan mereka tegakkan sekarang setelah mereka kembali berkuasa.

"Beberapa UU yang dibuat oleh manusia dapat diubah, tapi bukan aturan yang dibuat oleh Tuhan," ujar Suhail Shaheen, juru bicara Kantor Politik Imarah Islam Afghanistan kepada ABC.

"Tidak seorang pun di dunia Islam, siapa pun yang menyebut dirinya Muslim, dapat mengubah aturan Islam," tambahnya.

A women covered by a blue burka stands with three children. Image: Sejak pemerintahan Taliban berakhir pada tahun 2001, kaum perempuan mulai mendapatkan kembali hak-haknya dalam masyarakat Afghanistan. Reuters: Mohammad Ismail

Seperti apa hak-hak perempuan di bawah pemerintahan Taliban sebelumnya?

Ketika Taliban mengambilalih kekuasaan pada tahun 1996, mereka memberlakukan aturan berpakaian yang ketat untuk pria dan wanita dan pada umumnya melarang wanita bekerja dan bersekolah.

"Selama pemerintahan brutal rezim sebelumnya, anak perempuan dilarang masuk ruang kelas dan hanya bisa meninggalkan rumah mereka dengan wali laki-laki," kata CEO Plan International Australia Susanne Legena.

"Gadis-gadis seusai 12 tahun telah dipaksa untuk menikah," katanya.

Kaum perempuan juga berisiko mendapatkan hukuman berat jika mereka menampakkan wajah di luar rumah. Bioskop, televisi, dan musik non-religius dilarang.

Namun penting untuk dicatat bahwa banyak dari pembatasan seperti ini telah dipraktekkan secara luas sebagai bagian dari tradisi, budaya, dan kepercayaan masyarakat Afghanistan, khususnya di pedesaan.

Baca Juga: Warga Afganistan yang Jatuh dari Pesawat Ternyata Pesepakbola Muda

Setelah pemerintahan Taliban berakhir pada tahun 2001, perempuan perlahan-lahan memperoleh beberapa hak dalam masyarakat Afghanistan, setidaknya di perkotaan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI