Kontroversi Risma Paksa Anak Tuli Bicara

Sabtu, 04 Desember 2021 | 10:55 WIB
Kontroversi Risma Paksa Anak Tuli Bicara
Mensos Tri Rismaharini dan anak disabilitas. (Dok: Kemensos)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Ibu. mohon maaf, saya mau berbicara dengan ibu sebelumnya. Bahwasanya anak tuli itu memang menggunakan alat bantu dengar, tapi tidak untuk kemudian dipaksa bicara. Tadi saya sangat kaget ketika ibu memberikan pernyataan. Mohon maaf, bu, apa saya salah?" kata Stefanus.

"Nggak, nggak," Risma menjawab ketika itu.

"Saya ingin menyampaikan bahwasanya bahasa isyarat itu penting bagi kami, bahasa isyarat itu adalah seperti mata bagi kami, mungkin seperti alat bantu dengar. Kalau alat bantu dengar itu bisa mendengarkan suara, tapi kalau suaranya tidak jelas itu tidak akan bisa terdengar juga," kata Stefanus.

Kepada Stefan, Risma menjelaskan alasannya mengapa memaksa anak tuli bicara.

"Stefan, ibu tidak mengurangi bahasa isyarat, tapi kamu tahu Tuhan itu memberikan mulut, memberikan telinga, memberikan mata kepada kita. Yang ingin ibu ajarkan kepada kalian terutama anak-anak yang dia menggunakan alat bantu dengar sebetulnya tidak mesti dia bisa, sebetulnya tidak mesti bisu," ujar Risma.

"Jadi karena itu kenapa ibu paksa kalian untuk bicara? Ibu paksa memang, supaya kita bisa memaksimalkan pemberian Tuhan kepada kita, mulut, mata, telinga. Jadi ibu tidak melarang menggunakan bahasa isyarat, tapi kalau kamu bisa bicara maka itu akan lebih baik lagi," kata Risma.

Risma terinspirasi sosok Angkie Yudistia yang merupakan penyandang disabilitas tunarungu dan saat ini menjadi Staf Khusus Presiden Joko Widodo.

Risma mengatakan Angkie giat berlatih berbicara hingga mencapai hasil yang memuaskan.

Tapi tindakan Risma telah mengecewakan bagi orangtua anak tuli yang disuruh teriak.

Baca Juga: Mensos Risma Minta Anak Tunarungu Berteriak, Orangtua Merasa Sakit Hati

Iies Arum Wardhani, ibu dari anak tuli itu. Ies dan anaknya hari itu diundang kementerian untuk menghadiri peringatan Hari Disabilitas Internasional.

Ketika berangkat dari rumah, dia berharap acara berlangsung hangat dan memanusiakan anak-anak disabilitas.

Awalnya, Lies bangga bisa hadir dan melihat anaknya tampil di acara.

"Awalnya ada penyerahan alat bantu dengar. Itu kemudian didorong (berbicara), ‘Ayo kamu berkata hore," kata Iies dalam acara konferensi pers Koalisi Organisasi Penyandang Disabilitas Anti Audism, Jumat (3/12/2021).

"Ketika itu, beliau (Risma) mengatakan, ‘Ayo berteriak seperti ini’. Itu benar-benar sangat menyakiti hati saya." 

Iies berkata mengajarkan anak-anak tunarungu mendengar bukan sebatas dipasang alat bantu dengar saja.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI