Isak Tangis Pecah Kala Jenazah Syahril Korban Penyerangan OPM Tiba di Rumah Duka

Rabu, 09 Maret 2022 | 10:39 WIB
Isak Tangis Pecah Kala Jenazah Syahril Korban Penyerangan OPM Tiba di Rumah Duka
Jenazah Syahril Nurdiansyah (22), satu dari delapan korban tewas akibat penyerangan Tentara Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) di Beoga, Puncak, Papua telah tiba di Jakarta. (Suara.com/Arga)

Suara.com - Jenazah Syahril Nurdiansyah (22), satu dari delapan korban tewas akibat penyerangan Tentara Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) di Beoga, Puncak, Papua telah tiba di Jakarta. Jenazah Syahril sampai di di rumah duka di kawasan Mangga Dua, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat, Rabu (9/3/2022) hari ini.

Pantauan di lokasi, para pelayat baik dari pihak keluarga maupun tetangga silih berganti berdatangan untuk menyampaikan bela sungkawa. Isak tangis pun pecah dari keluarga dan pelayat yang hadir untuk bertakziah. 

Kekinian, jenazah Syahril sedang disalatkan di Masjid Nurul Abror, Mangga Dua yang tak jauh dari kediaman korban.

Sandi (40), kakak korban menyampaikan, jenazah sang adik tiba di Jakarta sekitar pukul 07.00 WIB.

Setelah disalatkan, rencananya jenazah Syahril akan langsung dibawa ke Bojong Gede, Kabupaten Bogor untuk dimakamkan di sana.

"Jenazah tiba sekitar pukul 7 pagi. Nanti setelah di salatkan langsung dimakamkan di Bojong Gede," ungkap Sandi saag ditemui di lokasi.

Tak jauh dari Masjid Nurul Abror tempat jenazah dimakamkan, telah bersiga satu unit ambulans. Tidak hanya itu, satu karangan bunga mini dari Pemkab Kabupaten Puncak juga terlihat berada di sana.

Pamit ke Papua

Almarhum Syahril sudah hampir empat bulan bekerja di Papua. Sawaludin, ayah korban, masih ingat betul peristiwa ketika sang anak meminta izin untuk berangkat ke sana.

Baca Juga: Isak Tangis Keluarga Iringi Kedatangan Jenazah Korban Penembakan KKB

"Dia izin mau kerja di Papua saat itu. Tapi saya larang," sambungnya. "Jangan, di sana (Papua) bahaya, di sana kan daerah konflik," ucap Sawaludin menirukan percakapan saat itu.

Hematnya, Syahril urung berangkat ke Papua dan melanjutkan pekerjaannya sebagai kurir makanan di salah satu platform belanja. Saat itu, almarhum Syahril masih menuruti nasihat sang ayah dan tetap berada di Jakarta hampir satu bulan.

Suatu malam, sepulang bekerja dan tiba di rumah, Syahril mendekat ke arah Sawaludin. Kepada Sawaludin, Syahril kembali meminta restu agar bisa berangkat ke Papua untuk bekerja.

"Pak, tolong ambilin tas dan baju," ucap Syahril saat itu.

"Mau jalan-jalan ke mana," balas sang ayah.

"Saya mau ke Papua," beber Syahril.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI