"Tanpa dokumen, baik untuk kucing saya, atau untuk anak saya - tapi kami sekarang berada di Israel," kata Julia Rabenko.
Dia masih tetap mengajar kelas bahasa Inggris secara online — dengan murid-muridnya sekarang tersebar di berbagai lokasi, termasuk beberapa masih di Ukraina.
Jika perang berakhir, dia dan keluarganya ingin kembali ke Cherkasy.
Gelombang imigrasi Yahudi
Semua yang ada di hotel ini harus mengungsi secara mendadak. Mereka mencari perlindungan di Israel karena menurut hukum pengembalian Israel, semua keturunan Yahudi berhak datang ke Israel dan mendapat kewarganegaraan Israel, jika mereka mau.
Undang-undang itu mengizinkan kedatangan keturunan Yahudi bersama dengan pasangan mereka.
Mereka hanya perlu membuktikan bahwa mereka setidaknya memiliki satu kakek atau nenek Yahudi, yang disebut status aliyah.
Hari Senin (21/03), otoritas Israel mengumumkan bahwa birokrasi proses aliyah akan dipermudah melalui program "Aliyah Express".
Para pengungsi bisa berangkat ke Israel tanpa perlu sertifikasi sebelumnya. Tim bantuan proses imigrasi sudah dilkirim ke Polandia, Rumania, Moldova, dan Hungaria untuk membantu para pengungsi.
Saat ini ada sekitar 4.500 pengungsi yang ditempatkan di hotel-hotel di negara-negara tetangga Ukraina dan sedang menunggu penerbangan ke Israel, kata seorang pejabat.
Ukraina dan Rusia memang menjadi rumah bagi komunitas besar Yahudi.
Diperkirakan ada sekitar 200.000 warga Yahudi di Ukraina. Pada 1990-an, lebih dari satu juta orang membuat aliyah setelah bubarnya Uni Soviet.
Israel tidak hanya menerima pengungsi dari Ukraina, melainkan juga warga Yahudi yang dari Rusia.
Banyak orang Yahudi Rusia sudah tidak mengharapkan akan ada perbaikan politik di negara itu, yang semakin lama makin jauh dari demokrasi dan makin otoriter. (hp/ha)
