CPNS Perantau Keluhkan Gaji Sebulan Masih Minus, Malah Berujung Dirujak Warganet Gara-gara Ini

Selasa, 14 Juni 2022 | 08:30 WIB
CPNS Perantau Keluhkan Gaji Sebulan Masih Minus, Malah Berujung Dirujak Warganet Gara-gara Ini
Suasana Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) berbasis Computer Assisted Test (CAT) untuk Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Jakarta, beberapa waktu lalu. [Antara/Galih Pradipta]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tak bisa dipungkiri, profesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) masih sangat diminati oleh masyarakat Indonesia. Tak heran bila seleksi CPNS selalu diramaikan oleh banyak peserta.

Salah satu asumsinya adalah perihal penghasilan sebagai abdi negara yang konon terjamin. Apalagi ditambah dengan adanya pensiunan yang bisa diterima setelah purnatugas nanti.

Namun bagaimana jika ternyata penghasilan sebagai seorang CPNS kurang dari pengeluaran sebulan?

Hal inilah yang diungkap oleh seorang pengguna Twitter dan menjadi viral beberapa waktu belakangan. Akun Twitter @umbitersesat mengungkap tabel pengeluaran dan pemasukan seorang CPNS dalam sebulan, lalu mengklaim masih mengalami minus.

Tabel rekap ini kemudian diviralkan oleh akun Instagram @undercover.id.

"Iseng-iseng ngerekap pemasukan cipi&ice vs living cost as perantau. Masih minus!!" ujarnya, dikutip Suara.com pada Senin (13/6/2022).

Terlihat CPNS itu menjabarkan pendapatan yang didapatkannya, meliputi gaji pokok sampai berbagai tunjangan yang diberikan. Dengan seluruh poin tersebut, si CPNS mendapat pendapatan mencapai Rp 2.680.197 dalam sebulan.

Namun pemasukan tersebut masih dipotong oleh berbagai komponen, seperti BPJS sampai pembayaran zakat melalui BAZNAS. Total take home pay-nya adalah Rp 2.272.880.

CPNS perantau mengeluh penghasilannya sebulan masih minus jika dibandingkan pengeluaran. (Instagram/@undercover.id)
CPNS perantau mengeluh penghasilannya sebulan masih minus jika dibandingkan pengeluaran. (Instagram/@undercover.id)

Sementara biaya hidup sebagai perantau ternyata melampaui THP yang didapat tersebut. Meliputi biaya kos (Rp 700.000), uang makan (Rp 1.350.000), hingga beberapa komponen lain seperti air minum, transportasi, listrik, internet, dan belanja kebutuhan sehari-hari, ia mengaku mengeluarkan uang sebesar Rp 2.500.000 sebulan.

Baca Juga: Harga Lagi Meroket, Viral Pedagang di Sumut Curang, Jual Cabai Hijau Tapi Dikasih Rumput

Dengan begitu ada minus sampai hampir Rp 230.000 dalam sebulan, itu pun menurutnya masih belum menutupi berbagai kebutuhan tidak terduga.

"Ini belum kalo ada iuran syukuran, ngasi kado senior yang mutasi, kondangan (fyi bulan lalu saya ada 6 kondangan), service motor dan pengeluaran tydac terduga lainnya," tuturnya menambahkan.

Penjabaran inilah yang menimbulkan perdebatan warganet. Meski ada yang menyepakati penjabaran CPNS itu, tidak sedikit warganet yang malah berbalik mengomentari pedas rekap keuangan tersebut.

Pasalnya mereka menilai biaya hidup yang dikeluarkan masih bisa ditekan alih-alih mengkritik jumlah pemasukan yang diterima.

"Air minum pake isi ulang bakal ngehemat banyak," ujar warganet.

"Kos 700 ribu udah hampir sepertiga gaji. Itu belum listrik. Kalau bisa mending kos itu 400 ribu sampai 500 ribu yang udah ga bayar listrik. Cari dulu pasti ada," kata warganet, menambahkan pula dengan TPP sebesar Rp 250.000 kemungkinan CPNS ini tidak berdomisili di pusat kota yang harga kosnya mahal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI