Australia Didesak Kerja Sama dengan Indonesia untuk Atasi Masalah Pengungsi

SiswantoABC Suara.Com
Kamis, 16 Juni 2022 | 17:51 WIB
Australia Didesak Kerja Sama dengan Indonesia untuk Atasi Masalah Pengungsi
Ratusan pengungsi Afghanistan melakukan aksi long march ke Perwakilan UNHCR (The United Nations High Commissioner for Refugees) di luar Gedung Graha Pena, Panam, Pekanbaru, Selasa (17/5/2022). [Suara.com/Wahid Irawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan pengungsi PBB UNHCR mengatakan situasi saat ini sudah mencapai 'titik genting' dengan lebih dari 100 juta orang di seluruh dunia terpaksa meninggalkan rumah mereka karena persekusi, perang dan pelanggaran HAM.

Dalam laporan tahunannya, UNHCR mengatakan terjadi peningkatan jutaan orang yang harus meninggalkan rumah mereka karena invasi Rusia ke Ukraina dan konflik di negeri seperti Myanmar dan Burkina Faso.

"Ini berarti satu dari 78 orang di bumi ini dipaksa melarikan diri, peningkatan dramatis di mana tidak banyak orang yang memperkirakan hal itu akan terjadi 10 tahun lalu," kata badan tersebut.

Jumlah ini setara dengan satu persen dari jumlah penduduk dunia, dan bila semua orang itu berada di satu negara, berarti mereka berada di negara dengan penduduk ke-14 terbanyak di dunia.

"Setiap tahun dalam 10 tahun terakhir jumlahnya terus meningkat," kata Komisioner Tinggi UNHCR, Filippo Grandi.

"Kita harus melakukan aksi untuk menyelesaikan penderitaan ini dan menemukan solusi, atau kita tetap berjalan menuju ke statistik yang terus memburuk."

Di akhir tahun 2021, ada 89,3 juta orang yang meninggalkan rumah mereka di seluruh dunia. Mereka termasuk pengungsi, pencari suaka, dan mereka yang meninggalkan rumah sendiri tapi masih berada di dalam negeri.

Namun, invasi Rusia ke Ukraina bulan Februari lalu telah meningkatkan pengungsi besar-besaran dari negeri itu, dan Grandi menggambarkannya sebagai krisis pengungsi paling cepat sejak berakhirnya Perang Dunia kedua.

Lebih dari tujuh juta warga Ukraina telah meninggalkan rumah mereka namun masih berada di negeri itu dan enam juta lainnya sudah melarikan diri ke luar negeri, kata UNHCR.

Baca Juga: Puluhan Imigran Rohingya yang Kabur dari Pekanbaru Terdeteksi di Malaysia

Sara Dehm, seorang pakar mengenai hukum soal pengungsi di University of Technology Sydney mengatakan negara kaya seperti Australia bisa melakukan lebih banyak untuk membantu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI