Nelayan Indonesia Diduga Membunuh Penyu Hijau yang Hampir Punah di Perairan Australia

SiswantoABC Suara.Com
Senin, 20 Juni 2022 | 13:59 WIB
Nelayan Indonesia Diduga Membunuh Penyu Hijau yang Hampir Punah di Perairan Australia
Ilustrasi penyu hijau. (Pixabay/Skitterphoto)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Dalam masa tahun keuangan sekarang sampai 14 Juni, kami sudah memergoki 337 perahu," katanya.

"Sebagai perbandingan, kami tidak pernah mengalami jumlah seperti ini sejak pertengahan tahun 2000-an, ketika jumlahnya tertinggi saat itu."

Peningkatan penangkapan ikan ilegal ini dikaitkan dengan pandemi COVID di mana para nelayan Indonesia banyak kehilangan sumber mata pencarian lain.

Beberapa komunitas nelayan juga mengalami kesulitan untuk bangkit secara perekonomian menyusul badai topan Seroja yang menimbulkan banyak kerusakan di bulan April 2021.

Sebelum COVID, nelayan ilegal yang ditangkap kemudian dibawa ke daratan Australia untuk diadili dan dideportasi.

Namun, karena pertimbangan soal kesehatan terkait pandemi, hal tersebut tidak dilakukan lagi selama dua tahun terakhir.

Pemerintah Australia mengatakan mereka terus berusaha menjaga wilayah perairan sebaik mungkin dengan menangkap perahu nelayan dan isinya, kemudian mengusir mereka dari perairan Australia.

Dalam 12 bulan terakhir, 44 perahu nelayan ilegal dibakar di tengah laut, karena tersedia cukup perahu bagi para nelayan yang dipergoki untuk bisa dengan aman keluar dari wilayah Australia.

Kampanye media di Indonesia

Peter Venslovas dari AFMA mengatakan bahwa mereka sekarang sedang  melakukan kampanye pendidikan di Indonesia agar nelayan tidak masuk ke perairan Australia.

Baca Juga: Seekor Penyu Hijau Mati Terdampar di Pantai Cangkring, Mulut Penuh Sampah

"Kami membuat animasi video baik dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, dan menjelaskan aturan  penangkapan ikan ilegal dan hukuman bila mereka tertangkap," katanya.

"Ini sudah disebarkan di media sosial dan berbagai media lain dengan sasaran berbagai pelabuhan di mana para nelayan berasal."

Ada petunjuk bahwa kampanye ini mulai memberikan hasil, dengan menurunnya perahu nelayan yang dcegat di tahun 2022 dibandingkan jumlah yang sama di paruh kedua tahun lalu.

Namun, beberapa pakar mengatakan usaha penangkapan ikan ilegal masih akan terus berlanjut karena para nelayan mencari produk laut yang harganya tinggi yaitu teripang.

Teripang adalah makanan laut yang banyak dicari untuk dijual ke China.

Professor James Fox sudah memantau perkembangan perdagangan internasional makanan laut dan mengatakan permintaan akan teripang sekarang sedang tinggi-tingginya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI