Layanan Haji 2022 dalam Angka: Konsumsi, Akomodasi, Transportasi hingga Masyair

Sabtu, 30 Juli 2022 | 13:58 WIB
Layanan Haji 2022 dalam Angka: Konsumsi, Akomodasi, Transportasi hingga Masyair
Jemaah haji asal embarkasi Palembang tengah menaiki pesawat [dok kemenag Sumsel]

Suara.com - Kendati jumlah kuota Indonesia kurang dari 50 persen, ibadah haji 2022 bisa diselenggarakan. Sejumlah layanan, seperti konsumsi, akomodasi dan transportasi, pun diupayakan secara maksimal dan menuai pujian jemaah.

"Tahun ini kita mendapatkan kuota 100.051 jemaah. Dari kuota itu, dialokasikan untuk jemaah reguler sebanyak 92.825 dan haji khusus sebanyak 7.226 jemaah," ujar Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri, Subhan Cholid kepada tim Media Center Haji (MCH) di Jeddah, Arab Saudi, Jumat (29/7/2022).

Subhan menggambarkan betapa mepetnya persiapan ibadah haji tahun ini ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Betapa tidak, Arab Saudi baru mengumumkan total kuota 1.000.000 jemaah di awal Ramadan 2022. Pada 17 Ramadan, Arab Saudi mengumumkan kuota untuk Indonesia.

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri, Subhan Cholid. [Dok. MCH 2022]
Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri, Subhan Cholid. [Dok. MCH 2022]

"Tanggal 17 Ramadan itu merupakan H-47 dari keberangkatan kloter pertama. Kemudian, jika dipotong libur Lebaran selama 10 hari, total persiapan yang kita lakukan itu 37 hari," tutur Subhan.

Pada situasi normal, lanjut dia, satu bulan setelah penyelenggaraan haji, yakni pada 15 Muharam, Indonesia biasanya sudah mendapatkan undangan untuk membahas pesiapan ibadah haji tahun berikutnya. Indonesia selalu mendapatkan giliran pertama, yakni pada Rabiul Awal atau bulan maulid Nabi Muhammad SAW. Alhasil, waktunya panjang, dari Rabiul Awal sampai Syawal untuk menyiapkan ibadah haji.

"Nah, tahun ini, kita baru mulai H-37. Kita meyakini karena ini adalah tamu Allah dan kita hanya sekadar melaksanakan syariat, Alhamdulillah bisa menyelenggarakan ibadah haji," ujar Subhan.

Dalam kesempatan tersebut, Subhan Cholid juga menjabarkan sejumlah layanan luar negeri yang dijalankan untuk jemaah selama operasional ibadah haji. Ini meliputi akomodasi, transportasi dan konsumsi.

Hotel

Di Makkah, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menggandeng 40 hotel untuk kapasitas seluruh jemaah haji reguler. Dari 40 hotel tersebut, disiapkan 26.647 kamar, 26.985 kamar mandi dengan 737 lantai.

Baca Juga: Sisa 3 Kloter Jamaah Haji Asal Lampung yang Belum Pulang ke Tanah Air

"Sementara di Madinah, kita bekerja sama dengan 48 hotel. Kenapa lebih banyak, karena hotel di Madinah itu kapasitasnya lebih kecil. Paling besar saja kapasitasnya itu 1.000 kamar," tutur Subhan.

Dari 48 hotel di Madinah, disiapkan 8.631 kamar, 8.580 kamar mandi dengan 576 lantai. "Kamar mandi di sana lebih sedikit karena ada yang dua kamar mendapat satu kamar mandi," kata dia.

"Jika ditotal, jumlah hotelnya baik di Madinah maupun di Makkah itu 88 hotel. Untuk kamarnya itu, ada 35.278 kamar dengan 35.565 kamar mandi dan total 1.331 lantai," terang Subhan Cholid

Air Bersih

Ketika menempati seluruh akomodasi di Makkah maupun di madinah, mereka mengonsumsi air bersih. Keperluan jemaah haji pun beragam: mandi, wudu maupun mencuci pakaian. Kebutuhan itu menghabiskan 393.000.897 liter air bersih.

"Jadi kita senantiasa cek ke pemilik hotel. Jika pagi atau sore, teman-teman melihat ada tangki yang berhenti di depan untuk mengisi tandon. Total yang kita dapatkan itu sebesar 393.000.897 liter air," kata dia.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI