Dia lantas menyindir balik Hasto dengan kasus yang dialami politikus PDIP Harun Masiku, yang hingga kekinian masih buron setelah terjerat kasus menyuap anggota KPU.
"Publik kan tahu di pemilu 2019 lalu, ada komisioner KPU yang ditangkap karena kasus suap. Kan, salah satu pelakunya kader partainya Bang Hasto, Harun Masiku, yang sudah buron 1000 hari lebih. Tidak ada cerita seperti itu di Pemilu 2009," tuturnya.
Menurut Herzaky, narasi-narasi politik yang dibangun SBY saat rapimnas hanya diposisikan sebagai pengingat.
“Pak SBY kan bapak bangsa. Rakyat menginginkan lebih dari dua pasangan calon berlaga di Pilpres 2024. Namanya bapak bangsa, wajar saja kalau beliau mengingatkan agar para elite politik tidak berupaya mengamputasi harapan rakyat. Apalagi, dengan cara-cara yang tidak demokratis dan menyalahgunakan kekuasaan.”
PDIP: SBY Menggelikan
Terbaru, politikus senior PDIP dalam acara Kompas Siang yang disiarkan stasiun televisi Kompas TV, Senin hari ini, menilai pernyataan-pernyataan SBY sebenarnya ekspresi takut kalah sebelum bertanding.
“Kalau turun gunung, saya kira silakan. Mau naik gunung, turun gunung silakan, kan banyak waktu,” kata Bima menyindir.
Persoalannya, terus Aria Bima, dari gunung mana SBY akan turun? “Ini yang membuat statemen prediksi Pemilu 20024 ada gejala tidak adil dan tak jujur.”
Menurut Bima, isi pidato SBY sebenarnya mengartikulasikan adanya kekhawatiran Ketua Umum Partai Demokrat sekaligus putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono tidak mendapat tiket sebagai capres atau cawapres pada Pilpres 2024.
Baca Juga: Yakin SBY Tak Main-main soal Indikasi Curang Pemilu 2024, PKB Minta Aktor Utama Diungkap
“Saya melihat, ini kekhawatiran, tidak ingin terjadi lagi peristiwa AHY tak mendapatkan partai untuk mencalonkan sebagai capres atau cawapres,” kata Bima.