Kejanggalan harta jumbo Rafael sebenarnya sudah terendus sejak tahun 2013. Kala itu, kejanggalan harta Rafael Alun sempat dilaporkan ke KPK oleh PPATK. Sayang, KPK tidak menindaklanjuti laporan itu selama 10 tahun, hingga akhirnya terbongkar tahun ini.
Sejak kekayaan tak wajarnya terkuak ke publik, Rafael telah dicopot dari jabatannya sebagai aparatur sipil negara (ASN) di Kementerian Keuangan.
Aliran Dana ke Bisnis Panti Pijat
Terbaru, KPK menduga aliran uang hasil gratifikasi dan pencucian uang Rafael Alun mengalir ke perusahaan yang bergerak di bidang jasa pijat refleksi yakni PT Keluarga Segar Sehat.
KPK sudah mendalami hal tersebut setidaknya lewat Komisaris Utama PT Keluarga Segar Sehat, Sjamsuri Liga dalam pemeriksaan pada Kamis (20/7/2023) lalu.
Rafael diduga menerima gratifikasi sejak diangkat dalam jabatan selaku kepala bidang pemeriksaan, penyidikan dan penagihan pajak pada Kantor Wilayah Dirjen Pajak Jawa Timur I pada tahun 2011 silam.
Gratifikasi itu diterima Rafael lewat salah satu perusahaan miliknya, PT Artha Mega Ekadhana (AME) yang bergerak dalam bidang jasa konsultansi terkait pembukuan dan perpajakan.
Terungkap Rafael kerap merekomendasikan PT AME pada para wajib pajak yang punya masalah pajak, khususnya terkait kewajiban pelaporan pembukuan perpajakan pada negara melalui Ditjen Pajak.
Rafael diduga menerima gratifikasi 90 ribu dolar AS atau Rp1,34 miliar melalui perusahaan miliknya itu.
KPK lantas melakukan pengembangan terkait kasus itu dan menetapkan Rafael Alun sebagai tersangka dugaan TPPU. Berdasarkan penyidikan awal, aksi Rafael Alun melalukan pencucian uang haram ditaksir mencapai Rp 100 miliar.