Penolakan ini juga pernah membuat pengungsi Rohingya memilih untuk melaut ke arah Aceh Utara, tepatnya ke Desa Ulee Madon. Namun, lagi-lagi mereka ditolak warga.
Para pengungsi Rohingya ini akhirnya terombang-ambing di laut selama hampir 3 hari.
Sayangnya, banyak dari mereka yang malah bertindak kriminal hingga merugikan warga sekitar.
Hal ini mendasari penolakan besar-besaran terjadi.
Lalu, apa sebenarnya alasan para pengungsi Rohingya memilih Aceh sebagai tempat kedatangan mereka meskipun sudah ditolak berkali-kali? Simak inilah penjelasannya.
Sistem Panglima Laot
![Warga menyaksikan kapal kayu menggunakan layar yang mengangkut puluhan imigran etnis Rohingya terdampar di pantai Desa Ladong, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Minggu (25/12/2022). [ANTARA FOTO/Ampelsa].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/12/25/17225-kapal-kayu-etnis-rohingya-terdampar-di-pantai-desa-ladong-aceh.jpg)
Para pengungsi Rohingya kebanyakan memilih pergi dari negara asalnya Myanmar lantaran mereka telah diusir.
Hal ini membuat mereka terpaksa melaut demi mencari tempat singgah.
Para pengungsi Rohingya ini terkadang harus terombang-ambing di laut selama berhari hari dengan memanfaatkan bantuan logistik dari nelayan-nelayan yang bertemu dengan mereka di laut.
Baca Juga: Meski Ditolak Warga, Kenapa Pengungsi Rohingya Terus Datang Mencari Suaka ke Aceh?
Di Aceh, ada sistem hukum adat bernama Panglima Laot yang mengemban sistem gotong royong sesama nelayan selama berada di lautan.
Sistem ini juga mengharuskan para nelayan untuk menolong orang-orang yang tersesat atau membutuhkan bantuan di lautan.
Hal ini membuat para nelayan asal Aceh yang melihat para pengungsi Rohingya berada di tengah laut menjadi iba dan mencoba menolong mereka untuk bisa berada di daratan.
Sesama Umat Islam
![Sejumlah imigran Rohingya memilih baju bekas di lokasi penampungan sementara di SMP Negeri 2 Curei, Gampong Curei, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Aceh, Jumat (30/12/2022). [ANTARA FOTO/Nova Wahyudi]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/12/30/83021-imigran-rohingya-ditamoung-di-smp-negeri-2-curei-aceh.jpg)
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam atau dikenal dengan sebutan Serambi Mekkah itu memiliki penduduk mayoritas beragama Islam.
Dalam ajaran Islam, tolong menolong menjadi salah satu amalan yang diajarkan oleh para Nabi dan Rasul.