Suara.com - Kader PDI Perjuangan, Basuki Thahaja Purnama atau Ahok mengungkapkan cita-cita membangun Ibu Kota Nusantara (IKN) sudah menjadi keinginan Presiden Soekarno.
Tapi lokasi IKN versi Soekarno berbeda dengan yang ditetapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini. Hal ini pula membuat Ahok mempertanyakan mengenai kebijakan tersebut.
Presiden Soekarno punya alasan sekaligus pertimbangan menentukan kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah sebagai IKN di masa kepemimpinannya.
Melansir buku yang ditulis Wijanarka pada tahun 2005 yang diterbitkan oleh penerbit Ombak di Yogyakarta berjudul Seokarno, Desain Rencana Ibu Kota Negara di Palangkaraya diketahui Seokarno mengungkapkan sejumlah alasan dan pertimbangan.
Salah satunya, kota Palangkaraya telah memiliki identitas yang mirip dengan Jakarta, seperti lapangan bundaran dengan pesan dan nilai nasionalisme.
Baca Juga:
Ahok Bongkar Dalang Pemenjaraan Dirinya, Benarkah Sosok Ini?
Ibu Kota Pindah ke Kaltim, Jokowi Tak Teruskan Cita-cita Soekarno, Ahok: Harusnya Kalteng
Sudah Ditunggu Di Bandara Sejak Jam 3 Pagi, Anies Terharu Sambutan Masyarakat Manado
Diketahui Palangkaraya sudah memiliki lapangan Bundaran Besar yang mirip fungsi dan makna nilai nasionalisme yang sama dengan Lapangan Monumen Nasional (Monas).
Soekarno pun tidak hanya sekali mengunjungi Kalimantan Tengah pada masa kepemimpinannya. Seokarno pun menandai langsung pembangunan kota Palangkaraya dengan pembangunan tiang pertama.
Lokasi pemasangan tiang pertama itu pun dikenal sebagai Monument Peletakan Batu Pertama Pembangunan Kota Palangkaraya.
Pada awal-awalnya, Soekarno sempat 'meninggalkan' Kalimantan Tengah dengan mengutamakan DKI Jakarta sebagai lokasi tuan rumah negara Indonesia yang kemudian mengenalkannya sebagai kota Megapolitan.
Kendati demikian, Palangkara dipilih Seokarno dengan pertimbangan dan kebijakan sebagaai seorang pemimpin sekaligus ahli arsitektur.
Disebutkan jika Palangkaraya berada pas di tengah negara RI. Diawali dengan konsep tiang negara RI yang merupakan ide dari Sri Sunan Pakubuwoni XI namun Sri Sultan Hamengkubuwono XII juga pernah datang Palangkaraya.