Suara.com - Ketua Komisi III DPR RI Habiburokhman geram mendengar klaim polisi mengenai kematian siswa SMK di Semarang yang tewas ditembak aparatnya disebut sebagai gangster.
Pernyataan siswa SMK yang meninggal diklaim sebagai gangster itu sebelumnya disampaikan Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar.
"Saya dengar memang ada satu orang meninggal, tiga orang terluka, lalu dengan seenaknya diklaim sebagai gangster. Gangster seperti apa?," kata Habiburokhman di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (29/11/2024).
Ia mengaku sependapat, Kapolrestabes Semarang perlu dievaluasi usai peristiwa tersebut. Terlebih, Kapolrestabes Semarang sangat susah dihubungi Habiburokhman.
"Banyak sekali masyarakat mengatakan bahwa kapolres-nya perlu mendapatkan evaluasi khusus. Kami sependapat juga ya, karena Kapolres-nya ini setelah kejadian saya telpon saja tidak angkat telpon," katanya.
"Bagaimana mungkin kita sebagai pengawas resmi langsung, kita ingin mendapatkan informasi dari kapolres-nya tidak diindahkan oleh si kapolres ini. Padahal, peristiwanya sangat luar biasa," sambungnya.
Untuk itu, kata dia, Komisi III DPR akan memanggil Kapolrestabes Semarang tersebut untuk dimintai penjelasannya soal kasus penembakan siswa SMK.
"Kami akan memanggil khusus si kapolres ini pada kesempatan yang secepat-cepatnya. Kenapa ini perlu kami angkat kejadian yang di Semarang ini? Karena ini bisa mempengaruhi citra Polri secara keseluruhan. Seolah-olah, ya Polres tidak bisa menjaga situasi kondusif. Padahal kejadian dia itu di Semarang," katanya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, akan melakukan evaluasi terkait penggunaan senjata api di institusi Polri.
Baca Juga: Komisi III DPR Segera Panggil Kapolres Semarang: Jangan Sampai Nila Setitik Rusak Susu Sebelanga
"Nah itu dia, kalau senpi yang kita pengin cek itu bagaimana mekanisme audit yang reguler, kalau orang pertama mendapatkan senpi oke lah ya. Tapi kan situasinya terus berubah, kehidupan orang juga dinamis."