Asal Usul dan Pembentukan
Taliban muncul dari kekacauan dan perang saudara yang melanda Afghanistan setelah jatuhnya rezim komunis.
Banyak anggota awal Taliban adalah mantan pejuang Mujahidin yang didukung oleh Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya untuk melawan Uni Soviet pada tahun 1980-an.
Namun, setelah Soviet menarik diri, berbagai faksi Mujahidin saling bertikai memperebutkan kekuasaan.
Taliban, yang sebagian besar terdiri dari siswa sekolah agama (madrasah) yang dididik di Pakistan, menjanjikan untuk memulihkan ketertiban, keamanan, dan menegakkan hukum Islam yang ketat.
Mereka dengan cepat mendapatkan dukungan dari populasi yang lelah dengan perang dan korupsi. Mullah Mohammed Omar, seorang ulama yang karismatik, menjadi pemimpin spiritual dan politik pertama Taliban.
Ideologi dan Tujuan
Ideologi Taliban didasarkan pada interpretasi hukum Islam (Syariah) yang sangat konservatif dan puritan. Tujuan utama mereka adalah mendirikan sebuah emirat Islam di Afghanistan yang diperintah sesuai dengan keyakinan mereka. Beberapa ciri utama ideologi Taliban meliputi:
- Penegakan Hukum Syariah yang Ketat: Taliban memberlakukan interpretasi hukum Islam yang keras dalam semua aspek kehidupan, termasuk hukum pidana, keluarga, sosial, dan ekonomi.
- Penolakan Pengaruh Barat: Taliban sangat menentang pengaruh budaya, politik, dan ekonomi Barat, dan berusaha untuk memurnikan masyarakat Afghanistan dari unsur-unsur tersebut.
- Nasionalisme Pashtun: Meskipun mengklaim sebagai gerakan Islam transnasional, Taliban memiliki basis dukungan yang kuat di kalangan etnis Pashtun di Afghanistan dan Pakistan.
- Pemerintahan Terpusat: Taliban percaya pada sistem pemerintahan Islam yang terpusat di bawah seorang pemimpin tertinggi (Amir al-Mu'minin).
Masa Kekuasaan Pertama (1996-2001)
Baca Juga: Ulasan Novel Perempuan di Titik Nol: Membongkar Dunia Patriarki bagi Wanita
Selama masa kekuasaan pertama mereka, Taliban berhasil membawa stabilitas relatif ke sebagian besar wilayah Afghanistan setelah bertahun-tahun perang saudara.