Namun, pemerintahan mereka juga ditandai dengan pelanggaran hak asasi manusia yang meluas, termasuk:
Diskriminasi dan Penindasan terhadap Perempuan: Perempuan dilarang bekerja, bersekolah, dan berpartisipasi dalam kehidupan publik.
Mereka diwajibkan mengenakan burqa di depan umum dan tunduk pada aturan berpakaian yang ketat.
- Hukuman yang Brutal: Taliban menerapkan hukuman fisik yang keras berdasarkan interpretasi Syariah mereka, termasuk hukuman cambuk, rajam, dan amputasi.
- Pembatasan Kebebasan Sipil: Kebebasan berekspresi, pers, dan berkumpul sangat dibatasi. Musik, televisi, dan banyak bentuk hiburan lainnya dilarang.
- Penghancuran Warisan Budaya: Pada tahun 2001, Taliban menghancurkan Patung Buddha Bamiyan yang berusia berabad-abad, tindakan yang dikecam secara internasional.
- Perlindungan terhadap Osama bin Laden dan Al-Qaeda: Taliban memberikan tempat berlindung kepada Osama bin Laden dan organisasi teroris Al-Qaeda, yang bertanggung jawab atas serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat.
Pemberontakan dan Kebangkitan Kembali (2001-2021)
Setelah serangan 11 September, Amerika Serikat dan sekutunya melancarkan invasi ke Afghanistan untuk menggulingkan Taliban dan menghancurkan Al-Qaeda.
Taliban dengan cepat kehilangan kekuasaan, tetapi mereka kemudian melancarkan pemberontakan berdarah melawan pasukan koalisi dan pemerintah Afghanistan yang didukung Barat.
Selama dua dekade pemberontakan, Taliban berhasil menguasai kembali wilayah-wilayah pedesaan yang signifikan dan melakukan serangan-serangan mematikan di seluruh negeri. Faktor-faktor yang berkontribusi pada ketahanan
Taliban meliputi
- Dukungan dari Elemen Konservatif: Mereka mempertahankan dukungan dari sebagian populasi Afghanistan yang konservatif dan menentang kehadiran asing.
- Tempat Aman di Pakistan: Wilayah perbatasan Pakistan memberikan tempat perlindungan yang aman bagi para pemimpin dan pejuang Taliban.
- Kelemahan Pemerintah Afghanistan: Pemerintah Afghanistan yang didukung Barat seringkali dilanda korupsi, inefisiensi, dan kurangnya legitimasi di mata sebagian masyarakat.
- Penarikan Pasukan AS: Keputusan Amerika Serikat untuk menarik pasukannya dari Afghanistan secara bertahap melemahkan pemerintah Afghanistan dan memberikan momentum kepada Taliban.
Kembali Berkuasa (2021)
Baca Juga: Ulasan Novel Perempuan di Titik Nol: Membongkar Dunia Patriarki bagi Wanita
Pada 2021 lalu, seiring dengan penarikan pasukan AS yang hampir selesai, Taliban melancarkan ofensif kilat yang berhasil merebut sebagian besar wilayah Afghanistan dalam waktu singkat.