Suara.com - Pakar kebijakan publik Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah menilai tuntutan buruh dalam peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day perlu menghadirkan gagasan yang lebih konstruktif dan relevan dengan kondisi kekinian. Menurutnya, tuntutan seperti kenaikan upah yang terus berulang setiap tahun sudah kehilangan aspek novelty atau kebaruannya.
"Jangan yang diomong-in tentang gaji naik terus, dari dulu ya begitu. Karena, apalagi swasta itu sangat tergantung dari kebijakan dan kemampuan pelaku usaha sendiri," kata Trubus kepada Suara.com, saat dihubungi pada Rabu (30/4/2025).
Trubus menyarankan agar serikat buruh mulai mengangkat isu-isu strategis seperti penguatan kompetensi pekerja dan perlindungan terhadap pekerja formal. Terlebih, lanjutnya, semakin banyak sektor usaha formal yang kini bergeser ke informal karena keterbatasan dukungan kebijakan dan tekanan ekonomi global.
Trubus juga menyinggung kondisi kawasan perdagangan seperti Mangga Dua yang kini sepi, padahal sebelumnya ramai aktivitas ekonomi. Ia mengaitkan hal itu dengan dampak global seperti kebijakan tarif dari Amerika Serikat dan minimnya kesiapan adaptasi industri dalam negeri. Peringatan May Day tahun ini, menurut Trubus, jadi momentum paling tepat untuk membahas itu semua.
![Massa Buruh dari berbagai elemen melakukan aksi unjuk rasa untuk memperingati Hari Buruh atau May Day di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Rabu (1/5/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/05/01/36743-aksi-hari-buruh-sedunia-peringatan-hari-buruh-may-day-2024.jpg)
"Sekarang saatnya. Karena kan dengan adanya efek Trump ini, tarif impor itu kan menyebabkan Indonesia mau nggak mau, suka tidak suka harus menyesuaikan. Artinya harus mengevaluasi diri kita sendiri," ujarnya.
Dalam konteks ini, Trubus menyarankan agar tuntutan buruh tidak berhenti pada aspek normatif, tetapi juga mendorong kebijakan pelatihan kerja, insentif bagi industri padat karya, dan penguatan sektor ekonomi digital yang berkelanjutan.
"Ya pemerintah kan lagi pusing ini mengharapkan bagaimana supaya kondisi ekonomi, karena maunya kan tingkat pertumbuhan ekonomi kan 8 persen, target alAstacita. Sementara kita sekarang baru 4,5. Ya itu, jadi cobalah (demo may day) masuk ke hal-hal yang konstruktif," sarannya.
Diketahui, Hari Hari Buruh Internasional atau May Day akan diperingati setiap 1 Mei. Perayaan di Jakarta akan dipusatkan di Lapangan Monumen Nasional (Monas). Kalangan buruh mengklaim bahwa acara ini diperkirakan akan dihadiri lebih dari 200 ribu buruh beserta keluarganya serta masyarakat luas yang ingin bergabung dalam gelombang solidaritas kelas pekerja.
Adapun May Day tahun ini membawa enam isu utama yang menjadi harapan buruh Indonesia, yaitu:
Baca Juga: Tak Cuma Hadir di May Day, Prabowo Bakal Pidato di Depan Massa Buruh Besok
- Hapus outsourcing
- Bentuk Satgas PHK
- Wujudkan upah layak
- Lindungi buruh dengan mengesahkan RUU Ketenagakerjaan baru
- Lindungi Pekerja Rumah Tangga - Sahkan RUU PPRT
- Berantas Korupsi - Sahkan RUU Perampasan Aset
Prabowo Ikut Buruh Rayakan May Day