Unhas Belum Mau Rilis Penyebab Kematian Dokter Gigi Ismawan Hajwan

Muhammad Yunus Suara.Com
Sabtu, 10 Mei 2025 | 19:35 WIB
Unhas Belum Mau Rilis Penyebab Kematian Dokter Gigi Ismawan Hajwan
Ilustrasi jenazah. Seorang mahasiswa Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDGS) Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Unhas, drg. Ismawan Hajwan. Ditemukan meninggal dunia di rumah kontrakannya di Kompleks Nusa Harapan Permai, Makassar, Kamis (8/5/2025) [Suara.com]

Mereka mendengar dering ponsel dari dalam rumah, namun tetap tanpa jawaban.

Melihat lampu dan kipas angin masih menyala, mereka memutuskan mendobrak pintu.

Almarhum ditemukan dalam kondisi terlentang di kursi, tubuh sudah membiru dan kaku.

Di atas meja ditemukan sejumlah obat untuk penyakit jantung, hipertensi, dan kolesterol. Dua butir obat jantung telah dikonsumsi.

Sempat Beraktivitas Sehari Sebelumnya, Tak Ada Keluhan Kesehatan

Rekan-rekan almarhum menyebutkan bahwa sehari sebelum kejadian (Rabu, 7 Mei 2025), drg. Ismawan masih menjalankan tugasnya sebagai dokter residen di RSGMP Unhas seperti biasa.

Bahkan pada malam hari pukul 19.15 WITA, ia sempat melakukan panggilan telepon dan berdiskusi dengan rekan sejawat.

Pihak keluarga di Makassar segera dihubungi, dan jenazah kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk pemeriksaan medis guna mengetahui penyebab pasti kematian.

Dekan FKG Unhas Bantah Dugaan Kekerasan dalam Program PPDGS

Baca Juga: LPSK Lindungi Korban Dokter Predator Seksual di Bandung

Seiring munculnya spekulasi di media sosial mengenai dugaan tekanan atau kekerasan dalam program spesialis, Dekan FKG Unhas, drg. Irfan Sugianto, M.Med.Ed., Ph.D, memberikan klarifikasi tegas.

Ia membantah adanya kekerasan atau perundungan yang terjadi dalam lingkungan akademik FKG Unhas, khususnya di program PPDGS.

“Unhas memiliki kebijakan yang sangat ketat terhadap segala bentuk kekerasan atau perundungan. Kami tidak memberi toleransi sedikit pun terhadap praktik semacam itu,” tegas drg. Irfan.

Ia menambahkan bahwa sistem pendidikan di FKG Unhas mengedepankan prinsip humanisme dan profesionalisme.

“Kami ingin memberikan ketenangan kepada keluarga. Tidak ada yang kami tutupi. Semua proses pemeriksaan jenazah kami dukung penuh,” ujarnya.

Kampus Akan Transparan dan Mendukung Penuh Keluarga

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI