Krisis Keuangan Memburuk Buntut Banyak yang Nunggak, Program-program Kemanusiaan PBB Ini Terancam

Dwi Bowo Raharjo Suara.Com
Selasa, 03 Juni 2025 | 13:20 WIB
Krisis Keuangan Memburuk Buntut Banyak yang Nunggak, Program-program Kemanusiaan PBB Ini Terancam
Seorang perawat berbicara dengan seorang wanita di rumah sakit bersalin di Khartoum, Sudan. (foto ist/ dok.PBB)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) tengah menghadapi krisis keuangan yang semakin memburuk. Dampak dari krisis ini adalah mengancam berbagai program kemanusiaan PBB di seluruh dunia.

Seperti dikutip dari news.un.org, program kemanusian yang bakal terancam jika keuangan tak kunjung membaik mulai dari bantuan bagi para pengungsi di Mozambik hingga layanan kesehatan untuk ibu di Afghanistan.

"Sejumlah program vital terancam terhenti jika dana tidak segera tersedia," ujar Sekretaris Jenderal PBB António Guterres dikutip Selasa (3/6/2025).

Per 9 Mei, negara-negara anggota PBB baru menyetor sekitar US$1,8 miliar dari total anggaran rutin PBB sebesar US$3,7 miliar untuk tahun 2025.

Ditambah tunggakan dari tahun-tahun sebelumnya, jumlah keseluruhan dana yang belum dibayar mencapai sekitar US$2,4 miliar hingga akhir April tahun ini.

António Guterres menuturkan, Amerika Serikat tercatat sebagai negara dengan tunggakan terbesar, yakni sekitar US$1,5 miliar.

Hal ini terkait dengan pemerintahan Presiden Donald Trump yang sedang menahan dana sebagai bagian dari upaya AS dalam mengurangi pengeluaran negara.

Beberapa negara besar lain juga belum melunasi kewajibannya, di antaranya Tiongkok (US$597 juta), Rusia (US$72 juta), Arab Saudi (US$42 juta), Meksiko (US$38 juta), dan Venezuela (US$38 juta). Negara-negara anggota lainnya juga masih menunggak sekitar US$137 juta.

Lebih lanjut, António Guterres menyebut anggaran PBB untuk misi penjagaan perdamaian juga mengalami krisis serupa, dengan total tunggakan mencapai $2,7 miliar per 30 April.

Baca Juga: Konflik Israel-Lebanon: Mengapa Perbatasan Jadi Rebutan Abadi? Ini Kata Garis Biru!

Di tengah kondisi ini, António Guterres pada Maret 2025 lalu meluncurkan inisiatif “UN80” yang bertujuan meningkatkan efisiensi, menyederhanakan sistem kerja, dan memangkas biaya.

Salah satu cara yang dipertimbangkan adalah dengan melakukan pengurangan pekerja hingga 20 persen untuk mengurangi pembagian tugas kerja yang tumpang tindih.

Layanan untuk Perempuan, Pengungsi, serta Kesehatan Terancam

Krisis anggaran ini juga berdampak besar pada badan-badan PBB yang memiliki anggaran dan sumber dana tersendiri. Salah satunya adalah UNFPA, badan PBB yang menangani isu kesehatan seksual dan reproduksi.

UNFPA memperingatkan bahwa perempuan dan anak perempuan di wilayah krisis seperti Republik Demokratik Kongo, Haiti, Sudan, dan Afghanistan mulai merasakan dampaknya.

Bendera PBB (UN)
Bendera PBB (UN). (ist)

Pemangkasan dana membuat PBB kesulitan menyediakan tenaga medis, obat-obatan penting, serta layanan untuk korban kekerasan seksual. Di Mozambik, hampir 750 ribu pengungsi sangat membutuhkan bantuan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI