Suara.com - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung mengaku bakal menempatkan satu buah alat pemadam api ringan atau apar, di setiap RT yang ada di wilayah Jakarta.
Hal itu menyusul sering terjadinya bencana kebakaran, terutama di wilayah padat penduduk di Ibu Kota.
“Saya barusan menandatangani tentang pergub tentang apar,” kata Pramono, usai meninjau lokasi kebakaran, di Penjaringan Jakarta Utara, Minggu (8/6/2025).
“Saya yakin mungkin di sini belum semua RT itu setiap RT 1 Apar, karena pemerintah DKI memang menyiapkan untuk itu,” imbuhnya.
Pramono berharap, semoga di bulan Agustus nanti pihaknya dapat menyediakan Apar di setiap RT.
“Mudah-mudahan di bulan Agustus ini, setiap RT punya 1 Apar. Jadi kalau ada kejadian seperti ini maka cepat untuk bisa ditangani,” jelasnya.
Pramono Anung sebelumnya berencana memasifkan pengadaan Alat Pemadam Api Ringan (Apar) di permukiman Jakarta. Ia bahkan menargetkan tiap RT memiliki minimal dua alat tersebut.
Jika merujuk pada jumlah RT yang tercatat di Ibu Kota, yakni sebanyak 30.679, artinya lebih dari 70 ribu unit Apar harus disiapkan.
Rencana ini diungkapkan Pramono saat menyosialisasikan Instruksi Gubernur (Ingub) Nomor 5 Tahun 2025 di Jakarta Barat, tepatnya ketika menyerahkan Apar kepada sembilan RT di Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (9/5/2025).
Baca Juga: Api di Kampung Rawa Indah Berhasil Ditaklukan dalam 12 Jam
"Di Jakarta itu kurang lebih RTnya ada 30.679, dan saya secara pribadi berharap setiap RT itu ada dua APAR," ujar Pramono.
Menurutnya, keberadaan APAR sangat penting sebagai langkah cepat saat api mulai menyala. Ia menyoroti peran alat ini dalam peristiwa kebakaran yang sempat terjadi tahun lalu.
"Kalau itu bisa dimiliki maka ada preventif yang bisa dilakukan karena berdasarkan pengalaman pada tahun 2025 kemarin ada 598 kebakaran," jelas Pramono.
Politikus PDI Perjuangan itu menekankan bahwa Ingub yang ditekennya mengimbau seluruh RT memiliki APAR, terlebih karena banyak wilayah di Jakarta yang tergolong padat penduduk. Dalam kondisi darurat, keberadaan APAR bisa jadi penyelamat sebelum tim pemadam kebakaran tiba.
"Kenapa ini dilakukan? Karena kita tahu di Jakarta ini banyak sekali daerah yang padat penduduk sehingga dengan demikian ketika ada terjadi kebakaran, kesulitan alat pemadam kebakaran besar itu masuk ke daerah padat penduduk," jelasnya.
Tak hanya pengadaan alat, nantinya petugas dari Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) akan melakukan pelatihan penggunaan alat tersebut.
"Maka dengan demikian pelatihan APAR diharapkan akan dimiliki oleh seluruh RT yang ada di Jakarta," pungkas Pramono.
Ribuan Warga Mengungsi karena Kebakaran
Diketahui, ribuan warga yang terdampak kebakaran di Kampung Rawa Indah Kapuk Muara Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara yang menghanguskan ratusan rumah terpaksa mengungsi di lahan kosong yang berada di dekat lokasi kebakaran pada Jumat malam.
"Ada 3.200 jiwa yang terdiri dari 800 kepala keluarga yang terdampak akibat kebakaran ini," kata Ketua RW 04 Kapuk Sudiono di Jakarta, Jumat (7/6/2025).
Ia mengatakan sebagian warga sudah ada di lokasi pengungsian ini dan ada beberapa tenda yang sudah dibangun Pemprov DKI Jakarta untuk korban.
"Saat ini sudah ada warga yang di sini dan masih ada yang di luar pengungsian dan nanti akan datang ke sini," kata dia sebagaimana dilansir Antara.
Dirinya berharap ada kepedulian dari pemerintah serta pihak swasta terhadap nasib korban yang harus kehilangan tempat tinggal mereka yang terbakar.
"Bantuan ini tentu untuk meringankan penderitaan warga," kata dia.
Sementara Dinas Sosial DKI Jakarta dan BPBD DKI Jakarta sudah mendirikan tenda di lokasi pengungsian pada Jumat malam.
Mereka juga telah menyalurkan bantuan berupa logistik dan bantuan makanan kepada korban terdampak.
Di lokasi ada tiga tenda pengungsian yang didirikan Dinas Sosial dan BPBD juga tengah membangun tenda sebagai lokasi sementara bagi korban kebakaran.
Sebelumnya kebakaran melanda bangunan yang berdiri di atas lahan seluas tiga hektare atau 30 ribu meter persegi di Jalan Empang Damai Rawa Indah, Kelurahan Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Jumat siang.
“Objek yang terbakar merupakan rumah panggung semi permanen dengan material yang mudah terbakar sehingga api dengan cepat menjalar,” kata Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu, Gatot Sulaeman di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan total kerugian yang dialami korban mencapai Rp8 miliar. Aksi pemadaman yang dilakukan secara bersama-sama berhasil menyelamatkan 450 unit rumah berikut 750 kepala keluarga yang berada di lokasi yang berdekatan dengan objek yang terbakar.
Menurut dia, Gulkarmat mengerahkan 150 personel gabungan serta diperkuat dengan 29 unit mobil pemadam kebakaran yang didatangkan dari Jakarta Utara 23 unit, Jakarta Barat 4 unit, dan PK 2 unit.