Suara.com - Insiden tragis di Gunung Rinjani yang merenggut nyawa pendaki asal Brasil, Juliana Marins, menjadi pemicu memanasnya hubungan digital antara netizen Indonesia dan Brasil.
Juliana terjatuh di kedalaman 600 meter dan meninggal dunia saat melakukan pendakian di gunung yang terletak di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Tragedi ini memicu kemarahan warga Brasil, yang menilai pemerintah Indonesia lamban dalam proses penyelamatan.
Komentar hujatan pun mengalir deras ke akun resmi Basarnas bahkan ke akun Instagram Presiden Indonesia, Prabowo Subianto.
Meski tim SAR dan relawan sudah berupaya maksimal, medan yang sulit dan cuaca yang tidak bersahabat menghambat proses evakuasi.
Hal ini rupanya tidak cukup untuk meredam emosi warga Brasil yang merasa kehilangan. Sebagai bentuk protes, netizen Brasil kemudian menyerbu Google Maps dan memberikan rating bintang satu untuk Gunung Rinjani.

Gunung berapi aktif tersebut menjadi sasaran ulasan negatif dari berbagai akun yang marah atas peristiwa tragis tersebut.
Tidak tinggal diam, netizen Indonesia kemudian melakukan aksi balasan yang tak kalah mengejutkan.
Hutan Amazon, yang melintasi sembilan negara di Amerika Selatan termasuk Brasil, merupakan salah satu kawasan hutan hujan terbesar di dunia. Kini hutan tersebut menjadi target serangan rating dari netizen Tanah Air.
Baca Juga: Anggota Tim SAR Tak Terima Agam Rinjani Dicap Pahlawan Tunggal Proses Evakuasi Juliana Marins
Seperti yang dilihat dari akun @lambe_turah, berbagai ulasan buruk diberikan netizen untuk salah satu hutan terbesar di dunia itu.
Berbagai komentar bernada sarkas dan ejekan membanjiri laman ulasan Hutan Amazon.
![Gunung Rinjani Dihujani Review Bintang 1 Imbas Tewasnya Juliana Marins. [Kolase]](https://media.arkadia.me/v2/articles/rizkautamii/FvSQbdjOWAvx4lrUw9qx7tFHqc4yXpiN.png)
"Jelek menyeramkan, kayak an****,” tulis akun @Muham***.
“Tidak bagus, banyak ular anaconda dan banyak memakan korban,” komen akun @oVa***.
“Jangan ada yang ke sini teman-teman, bahaya,” ujar akun @ivor***.
“Bagusan hutan Kalimantan,” kata akun @elsa***.
“Kalian beri satu, kami juga beri satu,” kata akun @zxcv***.
Aksi ini pun menimbulkan berbagai tanggapan dari masyarakat Indonesia sendiri.
Banyak yang menganggap tindakan ini sebagai bentuk solidaritas untuk membalas perlakuan warga Brasil.
“Indonesia hanya boleh dihujat oleh rakyatnya sendiri,” komen akun @salma***.
“Perang ulasan aja, lebih aman daripada perang rudal,” ujar akun @mita***.
“Gpp kita rating aja Sungai Amazon, banyak anaconda tidak kids friendly,” kata akun @mift***.
“Lawan yang sangat sepadan, tidak ada yang mau mengalah,” ujar akun @syif***.
Sulitnya Proses Evakuasi Juliana Marins
Tim SAR dan para relawan menemukan kesulitan saat mengevakuasi jasad Juliana Marins yang terjatuh di kedalaman 600 dari titik jatuh.
Berbagai upaya sudah dilakukan semaksimal mungkin untuk menemukan jasad wanita asal Brasil itu.
Agam Rinjani menjadi salah satu relawan yang berjasa mengangkat jasad Juliana menuju puncak meski dengan medan yang sangat sulit.
Mereka bahkan sempat dihujani batu saat menuju ke atas. Tak sampai di situ, Agam bersama beberapa orang lainnya, harus tidur di jurang berbatu dengan kondisi diikat dengan tali panjang.
Sebelumnya kepala Basarnas juga telah menjelaskan bagaimana sulitnya medan yang harus ditempuh untuk bisa mengevakuasi Juliana Marins.
“Saya sampaikan bahwa posisi lokasi jatuhnya korban ada di ketinggian 9000 feet di mana kondisi oksigen sudah sangat terbatas, sehingga pergerakan juga tidak bisa dengan mudah para rekan-rekan rescuerer untuk melaksanakan kegiatan,” ujar Kepala Basarnas Mohammad Syafii saat konferensi pers.
Juliana Marins berhasil ditemukan pada Selasa, 24 Juni 2025. Jasadnya lalu berhail dievakuasi dan tiba di Resort Sembalun dan langsung dibawa ke RS Bhayangkara Polda NTB.
Kontributor : Rizka Utami