MPLS Ramah Dukung Lingkungan Pendidikan yang Inklusif untuk Semua Anak

Selasa, 15 Juli 2025 | 14:20 WIB
MPLS Ramah Dukung Lingkungan Pendidikan yang Inklusif untuk Semua Anak
MPLS Ramah 2025 mudah dipahami dan diaplikasikan di sekolah. (Dok: Kemendikdasmen)

Suara.com - Memasuki Tahun Ajaran Baru 2025/2026, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) kembali menegaskan komitmennya untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, menggembirakan, dan bebas dari kekerasan melalui pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan (MPLS) Ramah.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUD Dasmen), Gogot Suharwoto menegaskan, kegiatan ini bukan sekadar orientasi, melainkan gerbang pembentukan karakter yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, kesetaraan, dan kebahagiaan.

“Sekolah harus menjadi ruang yang kondusif bagi murid untuk bertumbuh menjadi pribadi yang mandiri, kreatif, dan bertanggung jawab,” kata Gogot, dalam Webinar Sosialisasi Panduan Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan (MPLS) Ramah, Jakarta, Jumat (11/7/2025).

Gogot menambahkan, penguatan karakter dimulai dari kegiatan positif dan menyenangkan, seperti pengenalan nilai sekolah, lingkungan belajar, dan interaksi sehat antar warga sekolah. Melalui MPLS Ramah, sekolah didorong menanamkan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, serta memperkuat program “Pagi Ceria”, yaitu serangkaian aktivitas sebelum pembelajaran dimulai, seperti menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Senam Anak Indonesia Hebat.

Komitmen MPLS Ramah untuk lingkungan pendidikan yang lebih inklusif untuk semua murid juga diperkuat oleh Dirjen Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK), Tatang Muttaqin. Ia menekankan, MPLS Ramah adalah wujud keberpihakan terhadap semua anak, termasuk di satuan pendidikan khusus, dan pendidikan layanan khusus.

“MPLS Ramah bukan hanya kegiatan penyambutan, melainkan wujud komitmen bersama untuk menciptakan lingkungan belajar yang bebas dari kekerasan dan perundungan, menghargai perbedaan, dan memberi ruang bagi setiap anak untuk berkembang sesuai minat dan potensinya,” ujar Tatang.

Dewi, salah satu guru dari SDN 032 Tilil, Bandung, mengapresiasi MPLS Ramah 2025 karena menurutnya mudah dipahami dan diaplikasikan di sekolah.

"Program ini bagus dan bisa diadaptasi dengan mudah. Kita juga sudah mengupayakan menciptakan suasana keceriaan di sekolah. Hal ini selaras dengan program Pagi Ceria. Harapan kami, siswa nyaman ke sekolah dan ceria," ungkapnya.

MPLS ramah bagi anak-anak Indonesia. (Dok: Kemendikdasmen)
MPLS ramah bagi anak-anak Indonesia. (Dok: Kemendikdasmen)

Sementara itu, Tiara, murid kelas 8 SMPN 13 Bandung yang menjadi pendamping pelaksanaan MPLS Ramah bagi murid-murid baru di sekolah tersebut mengungkapkan kesannya. "Kita jadi tahu apa yang sebaiknya dan tidak boleh terjadi di masa MPLS," kata Tiara. ***

Baca Juga: Kemendikdasmen Masih Tunggu Salinan Lengkap Putusan MK, Akankah Sekolah Gratis Mulai Tahun Ini?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI