Akhirnya setelah 8 tahun belajar, berkerja, dan berkeluarga di Eropa, Ibam memutuskan pulang ke Indonesia bergabung ke Bukalapak menjadi Vice President (VP) of Engineering. Lalu ia menjadi VP of R&D serta melapor ke CTO dan COO.
Ibam berperan besar membawa Bukalapak tumbuh pesat dan mengubahnya dari perusahaan rintisan kecil menjadi unicorn teknologi yang beroperasi pada berbagai ranah mulai dari e-commerce hingga fintech.
Di antara yang menjadi jejaknya di sana adalah pendirian divisi Litbang untuk AI yang mendorong transaksi tahunan tambahan senilai ratusan juta dolar AS.
Pada 2019, dia pindah ke OVO, salah satu perusahaan fintech terbesar di dalam negeri, dengan tanggung jawab yang meliputi rekrutmen dan pengembangan tim.
Saat itu Ibam sedang didekati oleh Facebook, dan ditawari untuk bekerja di luar Indonesia.
“Rencana awal saya adalah bertolak ke Eropa dan membangun karier saya di Facebook London,” katanya dikutip dari laman Medium Govtech Edu.
“Tetapi, setelah menimbang-nimbang dan melalui proses pengambilan keputusan yang sulit, saya memilih untuk tinggal di Indonesia demi bekerja dengan Govtech Edu.”
Setelah itu Ibam menjadi CTO di Govtech Edu Indonesia, membangun dan mengembangkan sebuah organisasi berisi sekitar 450 orang, serta melahirkan berbagai produk teknologi berskala besar untuk pemerintah Indonesia.
Di antara produk-produk itu adalah sebuah superapp yang dapat mempercepat pembelajaran dan pengajaran berkualitas, hingga platform edukasi untuk jutaan siswa.
Baca Juga: Skandal Chromebook Seret Nadiem Makarim, Kejagung Usut Investasi Google ke GoTo, Mengapa?