Buni Yani 'Telanjangi' Sosok Mulyono Alias Wakidi Teman Kuliah Jokowi: Bukan Alumni UGM, Tapi UUTS

Bangun Santoso Suara.Com
Selasa, 29 Juli 2025 | 08:37 WIB
Buni Yani 'Telanjangi' Sosok Mulyono Alias Wakidi Teman Kuliah Jokowi: Bukan Alumni UGM, Tapi UUTS
Kolase foto Jokowi dengan pria yang mengaku bernama Mulyono yang disebut bernama asli Wakidi. (Ist)

Suara.com - Kehadiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara reuni Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) menyisakan perbincangan panas di ruang publik.

Sorotan utama tertuju pada sosok pria bernama Mulyono, yang hadir dan mengaku sebagai teman seangkatan Jokowi, namun kini identitasnya dipertanyakan dan dituding sebagai orang lain.

Kontroversi ini meledak setelah pengacara asal Solo, Muhammad Taufiq, mengunggah video investigasinya melalui kanal YouTube Muhammad Taufiq & Partners Law Firm pada Minggu, 27 Juli 2025.

Taufiq dengan tegas mengklaim bahwa Mulyono sebenarnya adalah seorang calo tiket bus di Terminal Tirtonadi, Solo, yang bernama asli Wakidi.

"Saya sudah investigasi, menghubungi pentolan Terminal Tirtonadi. Singkat kata, yang bersangkutan namanya Wakidi, bukan Mulyono. Dia itu calo tiket," kata Taufiq dalam video tersebut, memicu gelombang spekulasi di media sosial.

Tudingan ini semakin viral setelah peneliti media dan politik, Buni Yani, ikut angkat bicara.

Melalui akun Facebook pribadinya, Buni Yani melontarkan sindiran tajam yang mengaitkan sosok tersebut dengan terminal bus, bukan dengan universitas ternama.

"Wakidi bukan alumni UGM tapi alumni UTTS (Universitas Terminal Tirtonadi Solo)," tulis Buni Yani dikutip dari akun Facebook pribadinya dikutip Selasa 29 Juli 2025.

Di tengah panasnya perdebatan, Mulyono sendiri telah memberikan klarifikasi saat diwawancarai wartawan di acara reuni bertajuk "Reuni SPIRIT '80: Guyub, Rukun, Migunani" pada Sabtu, 26 Juli 2025.

Baca Juga: Teman Reuni Jokowi Sebut Fakultas Kehutanan UGM Tak Ada Jurusan Saat Kuliah, Cek Fakta Sebenarnya

Ia membantah adanya keraguan soal statusnya sebagai alumnus dan menjelaskan sistem akademik di fakultasnya pada masa itu.

Mulyono menegaskan bahwa pada angkatan 1980, Fakultas Kehutanan UGM belum menerapkan sistem penjurusan seperti sekarang. Ia menjelaskan bahwa mahasiswa hanya memilih bidang studi untuk skripsi mereka.

"Dulu tidak ada jurusan. Saya Fakultas Kehutanan, cuma skripsinya saya ambil bidang Ekonomi Manajemen," kata Mulyono.

Ia kembali menekankan poin tersebut untuk meluruskan informasi yang beredar.

"Jadi tidak ada jurusan. Fakultas Kehutanan. Saya tegaskan tidak ada jurusan," sambungnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI