Bukan Cuma Anak-anak, Peternak hingga Nelayan Bisa Semringah, Program MBG Diminta Gaspol!

Rabu, 30 Juli 2025 | 18:06 WIB
Bukan Cuma Anak-anak, Peternak hingga Nelayan Bisa Semringah, Program MBG Diminta Gaspol!
Wakil Ketua DPD RI Tamsil Linrung. (DPR)

Suara.com - Wakil Ketua DPD RI Tamsil Linrung menilai program Makan Bergizi Gratis (MBG) menampilkan langsung wajah Presiden di hadapan rakyat.

Untuk itu, kata dia, jangkauan menyeluruh dan berkualitas ke semua wilayah Indonesia, merupakan sebuah keniscayaan.

Ia mengaku DPD berkomitmen mengawal PSN MBG agar berlangsung sukses.

Hal itu disampaikan Tamsil Linrung setelah melakukan kunjungan pengawasan langsung di berbagai titik pelayanan.

“Presiden sangat serius dengan program ini, terlihat dari kebijakan anggaran yang beliau tempuh. Dukungan kebijakan tersebut, harus diimbangi dengan kolaborasi semua pemangku kepentingan untuk mengakselerasi capaian sesuai target,” kata Tamsil dalam keterangannya yang diterima Suara.com, Rabu (30/7/2025).

Wakil Ketua DPD Bidang Ekonomi dan Pembangunan ini telah melakukan kunjungan reses di beberapa dapur MGB.

Sejumlah dapur yang ditinjau, yaitu SPPG Minasa Te’ne dan SPPG Bungoro di Kabupaten Pangkep, serta SPPG Pattallassang di Kabupaten Takalar.

Dalam kesempatan tersebut, Tamsil menggali informasi dari pengelola. Dia juga berbincang dengan Bupati Kabupaten Pangkep, Muhammad Yusran Lalogau mengenai implementasi MBG di Pangkep.

Ia pun mendorong semua komponen terkait terus bersinergi. Termasuk sektor perbankan agar mengkaji peluang menggulirkan pembiayaan pada ekosistem yang menopang MBG.

Baca Juga: Teror Tsunami Bikin Sekolah di Gorontalo Waswas, Siswa Terpaksa Pulangkan usai Dapat MBG

“Makan bergizi adalah program anyar. Baru dikenal di Indonesia dan melibatkan infrastruktur serta suprastruktur yang kompleks. Maka capaian saat ini sudah di jalur yang tepat,” katanya.

Selain menekankan pentingnya akselerasi pelaksanaan MBG, Tamsil juga mewanti-wanti pengelola agar memperhatikan standardisasi secara ketat.

Menurutnya, kualitas layanan MBG mempertaruhkan kepercayaan pada pemerintah. Bukan hanya pada SOP teknis, tapi juga pada level kapasitas SDM harus terus ditingkatkan.

“Rantai pasok yang terlibat harus mengimplementasikan quality control. Aspek higienitas dan nilai gizi diperhatikan dengan cermat. Sepiring menu MBG adalah pesan tentang literasi gaya hidup sehat yang menentukan masa depan bangsa," imbuhnya.

Tamsil menuturkan bahwa makan bergizi merupakan wujud nyata kehadiran negara.

Program tersebut membuka akses kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat, khususnya anak-anak, ibu hamil dan menyusui, sekaligus mendorong distribusi keadilan sosial melalui penyediaan gizi yang merata hingga ke pelosok daerah.

Kendati begitu Tamsil mengapresiasi BGN, karena melibatkan pemerintah daerah dan komunitas lokal.

Ilustrasi menu program makan bergizi gratis alias MBG. (ist)
Ilustrasi menu program makan bergizi gratis alias MBG. (ist)

Hal itu diyakini memastikan distribusi yang adil dan tepat sasaran, sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara menyeluruh di semua wilayah Indonesia.

"Kebijakan ini multplier effect. Tidak hanya memenuhi kebutuhan dasar rakyat, tetapi juga membuka lapangan kerja di semua ekosistem yang terlibat. Kualitas hidup masyarakat di daerah meningkat. Bukan cuma anak-anak kita di sekolah yang bahagia, namun juga petani, peternak, hingga nelayan ikut semringah,” sambungnya.

Mantan pimpinan Badan Anggaran DPR ini menyebut, komitmen kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan keadilan sosial, tercermin dari keberaniannya mengalokasikan anggaran ratusan triliun rupiah untuk program yang manfaatnya langsung dirasakan oleh rakyat.

Tamsil menyatakan, anggaran jumbo itu bisa saja diarahkan pada kebijakan yang menguntungkan sektor korporasi atau usaha padat modal.

Namun, kata dia, Presiden memilih berpihak pada kesejahteraan rakyat dan pembangunan daerah.

“Padat karya, menggerakkan sektor riil, dan memberdayakan ekonomi lokal. Ini soal political will, makanya saya mendorong MBG digaspol," pungkas Tamsil.

Diketahui, bahwa saat ini telah ada dua SPPG yang beroperasi di kabupaten yang berjarak 60 Km dari Kota Makassar tersebut. Beberapa sentra layanan makan bergizi lainnya tengah dalam proses persiapan. Volume pelayanannya pun meningkat.

SPPG Bungoro misalnya, saat launching baru melayani 1.700 siswa, namun seminggu kemudian mampu memberikan layanan kepada 2.983 siswa. Sementara SPPG Minasa Te’ne telah melayani 3.216 penerima manfaat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI