Sosok Megawati adalah satu-satunya figur yang mampu meredam potensi faksi-faksi internal.
Memaksakan suksesi saat ini berisiko memecah partai menjadi kubu Puan, kubu Ganjar, atau kubu lainnya.
Dengan menunda suksesi, Megawati memberikan waktu bagi para calon penerus untuk terus mematangkan diri, sekaligus menjaga soliditas partai sebagai "mitra strategis" yang kritis terhadap pemerintah.
Kongres VI mungkin telah menutup pintu kontestasi, namun ia membuka spekulasi dan strategi di balik layar.
Pertarungan sesungguhnya baru saja dimulai.
Menurut Anda, siapa yang paling siap untuk memimpin PDI Perjuangan setelah era Megawati berakhir?
Puan, Ganjar, atau ada kuda hitam lain?
Bagikan analisis Anda di kolom komentar!
Baca Juga: Pengamat: Hasto Jadi Beban PDIP Jika Kembali Menjadi Sekjen