Suara.com - Aksi tawuran kembali pecah di Manggarai, Jakarta Selatan pada Kamis (15/8/2025). Dua kelompok saling serang menggunakan senjata tajam hingga petasan yang meresahkan warga.
Tawuran di Manggarai ini sudah berulang kali terjadi. Padahal, belum lama ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sempat menggelar Manggarai Bersolawat untuk meredam konflik antarwarga.
Menanggapi hal ini, Sekretaris Komisi A DPRD DKI Jakarta, Mujiyono, menilai program Manggarai Bersholawat yang digagas Pemprov merupakan inisiatif positif. Namun, ia menyebut kegiatan tersebut tidak bisa menjadi satu-satunya upaya untuk menghentikan tawuran.
“Program Manggarai Bersholawat merupakan inisiatif positif yang dapat menjadi sarana pembinaan moral bagi generasi muda. Namun, perlu disadari bahwa tidak ada satu program pun yang mampu berdiri sendiri untuk menghentikan tawuran,” kata Mujiyono kepada Suara.com, Jumat (15/8/2025).
Ia menilai tawuran yang terjadi hanyalah puncak gunung es dari persoalan sosial dan ekonomi yang lebih mendasar.
"Mulai dari minimnya lapangan kerja, tingginya angka putus sekolah, terbatasnya ruang ekspresi positif bagi remaja, hingga lemahnya pengawasan lingkungan. Penanganan tawuran harus menyentuh akar masalah ini, bukan sekadar meredam gejalanya,” ujarnya.
![Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memberikan sambutan saat acara Manggarai Bershalawat di Manggarai, Jakarta, Jumat (23/5/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/23/32866-manggarai-bershalawat-pramono-anung.jpg)
Untuk mencegah eskalasi konflik, Mujiyono mendorong agar Pos Pantau di Manggarai dan wilayah rawan tawuran lain beroperasi 24 jam.
“Potensi tawuran dapat timbul kapan saja, khususnya pada jam rawan seperti larut malam atau menjelang subuh. Pemprov perlu memberikan dukungan anggaran yang memadai guna memastikan kegiatan piket berjalan optimal,” tuturnya.
Menurutnya, pos pantau selama ini terbukti membantu meredam bentrokan karena adanya pengawasan ketat dari petugas di lokasi.
Baca Juga: Babak Baru Demo Pati, Dugaan Mark Up Peluru dan Gas Air Mata Expired Polisi Dilaporkan ke KPK
“Kehadiran personel yang siaga penuh mempercepat respons, sehingga bentrokan dapat dicegah sebelum meluas. Selama ini, pos pantau telah efektif melerai tawuran karena petugas di lokasi kerap menjadi pihak pertama yang memisahkan massa dan meminimalkan korban,” kata Mujiyono.
Ke depan, ia mengusulkan agar program Manggarai Bersholawat diintegrasikan dengan langkah strategis lain.
“Seperti pendidikan karakter, pembinaan kepemudaan, pelatihan keterampilan, dan pemberdayaan ekonomi warga,” ucapnya.
Mujiyono bahkan menilai perlu mencontoh praktik di Jawa Barat dalam membina pelaku tawuran.
“Pelaku tawuran dapat diberikan pembinaan disiplin di barak militer untuk membentuk mental yang tangguh, terarah, dan bertanggung jawab,” tegasnya.
Ia mengingatkan bahwa bibit tawuran antarwarga sering bermula dari tawuran pelajar.