Suara.com - Dolar Amerika Serikat terus menunjukan keperkasaannya hingga membuat mata uang negara-negara lain lemah tak berdaya dibuatnya. Pastinya ada alasan mengapa dolar AS bisa kian perkasa. Penguatan dolar AS lebih disebabkan oleh kondisi perekonomian negara Paman Sam itu.
Awal mulanya dari salah satu kebijakan Presiden Donald Trump yang memangkas pajak penghasilan perusahaan dari 35 persen menjadi 21 persen. Dengan pemangkasan pajak itu membuat penerimaan negara AS dari pajak turun.
Sehingga, dengan penerimaan negara yang mengalami penurunan dan pengeluaran negara tetap, membuat defisit anggaran AS meningkat. Selain itu penguatan dolar AS pastinya berdampak pada nilai tukar mata uang lainnya.
Salah satunya, adalah mata uang negara berkembang seperti Indonesia, Argentina, serta yang lainnya.
Hal ini karena, perdagangan antara negara berkembang menggunakan dolar AS. Sehingga, jika impor negara berkembang tersebut banyak dan neraca perdagangannya defisit, maka permintaan dolar AS naik, dan ini yang akan membuat dolar semakin perkasa.
Iimbas dolar AS menguat lebih dirasakan oleh negara yang mempunyai perjanjian atau mitra-mitra dagang dengan Amerika Serikat. Namun, mata uang di dunia termasuk rupiah melemah bukan karena penguatan dolar AS semata. Ada alasan lain yang bisa menyebabkan mata uang suatu negara melemah. Contohnya pelemahan yang dialami rupiah. Tentunya, terdapat isu dalam negeri yang membuat rupiah juga melemah.
Misalnya, pada saat defisit transaksi berjalan atau current account defisit (CAD) yang tinggi bisa membuat rupiah melemah.
Lalu sampai kapan rupiah akan terus melemah karena dolar AS yang terus menguat?
Suara.com berbincang dengan dua ekonom senior dari Universitas Indonesia Lana Soelistianingsih dan Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra. Wawancara dilakukan dalam kesempatan berbeda.
Baca Juga: Fastwork Raih Pendanaan Seri A Senilai 4,8 Juta Dolar AS
Berikut petikan wawancara lengkapnya:
Apa penyebab Dolar AS terus Menguat?
Lana Soelistianingsih: Ya pertama emang isu the Fed. The Fed memang bikin dolar AS menguat karena suku bunga di Amerika naik. Nah itu ada perkiraan bunga-bunga di Amerika naik.
Ariston Tjendra: Kalau alasan pertama bisa dilihat dari yield obligasi AS yang meningkat, tingkat Suku bunga Acuan AS yang naik, penghasilan perusahaan-perusahaan AS yang meningkat. Ini semua dibantu oleh indikator ekonomi AS yang membaik seperti indikator tenaga kerja, rata-rata upah, tingkat inflasi, laju Pertumbuhan GDP, dan lain-lain.
Kalau alasan kedua itu terjadi bila Ada ketegangan politik Global, Krisis ekonomi Global, perang yang berpotensi melambatkan laju ekonomi Global sehingga investor atau pelaku pasar ingin mengamankan aset-asetnya, salah satunya adalah ke dolar AS
Ada lagi....