Wawancara Devi Pandjaitan: Daripada Kritik, Ayo Buat Sesuatu Untuk Negara!

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Senin, 12 Juli 2021 | 09:05 WIB
Wawancara Devi Pandjaitan: Daripada Kritik, Ayo Buat Sesuatu Untuk Negara!
Pendiri sekaligus pembina Yayasan Del, Devi Pandjaitan melakukan sesi wawancara khusus dengan tim redaksi Suara.com di Jakarta, Rabu (30/6/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Jadi dia bisa meninggalkan ketegasan di luar itu untuk tidak dibawa ke dalam rumah.

Waktu itu Pak Luhut pernah menulis surat untuk ibu waktu sedang karantina dari China, respon ibu bagaimana?

Iya gimana ya kami sudah 50 tahun loh menikah bulan November. Iya lam- lama sih kalau kita suami istri sudah berpuluh-puluh tahun lama lama seperti teman begitu saling menegur, saling ngeledek gitu ya. 

Ada prinsip yang diturunkan Ibu dan Bapak kepada anak dan cucu?

Tapi nggak usah diturunkan juga mungkin juga melihat ya, sudah melihat seperti apa. Dan menantu saya juga yang laki-laki suaminya Ulis juga selalu bilang bahwa “dilihat aja contohnya” pada kedua orang tua begitu, untuk melakukan kehidupan di dalam baik rumah tangga maupun berkeluarga. 

Bagaimana ibu melihat pendidikan di Indonesia ke depan?

iya memang kadang-kadang bagaimana ya saya mau bilang, memang harus berdirilah banyak - banyak sekolah ya pak ya. Suda dicoba udah dicoba sih sama pemerintah dengan sekolah menengah kejuruan SMK. 

Saya juga memohon kepada pemerintah tuh kalau bikin sekolah ya tidak usah juga mengarah kepada satu agama tertentu, Nah mohon maaf ya pak ya jadi seperti sekolah saya di Sumatra itu saya itu dipilih oleh gereja kami untuk membuat saya menjadi ketua Badan Penyelenggara Pendidikan di Gereja.

Pak itu di sudut sudut di kampung kampung bapak tahu enggga gaji gurunya 250 ribu? Nah kemudian si guru itu dia mengajar sebentar, dia tulis di papan, dia pergi nyangkul pak, bener itu terjadi lalu dia balik lagi untuk, “mana, mana, kumpulin” hanya begitu sekolah itu.

Baca Juga: Luhut Pandjaitan : Pada 2040, Indonesia Bisa Duduki 5 Besar Ekonomi Dunia

Lalu apa yang kita harapkan daripada pendidikan yang seperti itu ya. Tetapi memang guru juga harus dipertimbangkan kesejahteraannya karena dia juga harus, dia punya keluarga, dia harus makan, dia harus hidup . 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI