Wawancara Khusus Direktur Human Capital Biofarma Endang Suraningsih, Berbagi Tips agar Gen Z Tahan Banting

Rabu, 17 Juli 2024 | 14:18 WIB
Wawancara Khusus Direktur Human Capital Biofarma Endang Suraningsih, Berbagi Tips agar Gen Z Tahan Banting
Direktur Human Capital Biofarma Endang Suraningsih. [Suara.com]

Dan kebetulan, saya saat ini menjadi pengurus Srikandi BUMN,

Program dari BUMN untuk memberdayakan karyawan-karyawan, pekerja perempuan.

Jadi ini komunitas perempuan itu di human capital, penggiat human capital. Kita juga punya komunitas namanya Forum Human Capital Indonesia, FHCI, itu punya dua sayap.

Pertama Srikandi, satu lagi BUMN muda. Yang di Srikandi ini kebetulan saya pengurusnya di bidang dua, bidang leadership. Fokus terhadap dua hal, satu adalah women and powerment dan women leadershipment.

Bagaimana kita menolong untuk mengeluarkan potensi-potensi yang dimiliki, kalau misalnya gap-nya adalah digital. Bagaimana kemudian mengembangkan literasi digital dan seterusnya.

Kalau hubungan leadership, kita menyiapkan. Karena kita menyadari dan berdasarkan kajian perusahaan-perusahaan yang dikelola dengan manajemen yang diversity-nya atau keberagamannya cukup baik mempunyai peluang untuk sukses lebih tinggi.

Sebagai psikolog dan punya jenjang karir baik di BUMN, apa saran anda kepada Gen Z untuk menyiapkan diri usai lulus kuliah agar bisa punya ketahanan berkarir?

Masing-masing generasi punya kekuatan dan mungkin punya semacam hal yang perlu didialogkan. Ya karena seringkali masalahnya itu understanding others, saling memahami, begitu juga setiap generasi pasti punya kekuatan-kekuatan. Gen Z ini punya kekuatan yang luar biasa karena lahir di era digital. Jadi begitu lahir sudah terbiasa dengan gadget dan sebagainya.

Tapi di sisi yang lain juga lumayan rentan, terutama terhadap isu kesehatan mental. Jadi ketahanan menghadapi masalah, kalau di psikologi itu ada adversity question.

Baca Juga: Wawancara Khusus Calon Rektor UNPAD Prof Keri Lestari: Ungkap Cara Dongkrak Pendapatan Kampus Tanpa Kenaikan UKT

Namun demikian Gen Z juga generasi yang menghargai values. Dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya, salah satu kekuatannya juga literasi digitalnya. Kalau generasi baby boomers, kita tahu pasti luar biasa karena memang lahir setelah peperangan. Kemudian setelah itu generasi X, Y, milenial. Mungkin perbedaannya enggak terlalu antara baby boomers dengan X.

Kemudian masuk generasi berikutnya, generasi Y, milenial kemudian Z. Tanpa kita sadari, kita nih yang generasi X, generasi Y itu punya kontribusi terhadap bagaimana menyiapkan generasi Z ini untuk lebih mandiri. Bukan mandiri hanya dari sisi menyelesaikan tugas, tetapi dari sisi menghadapi masalah.

Karena dulu kalau generasi-generasi yang seusia saya itu cari sekolah sendiri, kemudian enggak pernah tuh ditanya 'udah makan belum'. Generasi Y, milenial kemudian Gen Z ini orang tuanya mulai dari milihin sekolah, ditelepon ibunya 'udah makan belum'. Tanpa kita sadari, kita ini generasi pendahulunya juga punya kontribusi untuk membentuk Gen Z jadi kurang mandiri.

Direktur Human Capital BioFarma Endang Suraningsih. [Suara.com/Ramadhani Arie Nugroho]
Direktur Human Capital BioFarma Endang Suraningsih. [Suara.com/Ramadhani Arie Nugroho]

Apa yang harus dilakukan Gen Z agar punya kemandirian emosional tersebut?

Pertama, harus bisa menjawab 'who am i? siapa saya?' Itu kemudian bisa melihat apa kekuatan, kelemahan diri karena nobody's perfect.

Apa contoh kontekstual mengenai kekuatan dan kelemahan Gen Z?

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI