Kalo kita punya bangunan tapi orang orang yang ada di sekitar ini tidak tahu bangunan untuk apa dan mereka enggak bisa manfaatkan itu akan useless. Dan lebih daripada useless ini kita tidak bisa memanfaatkan sesuai dengan fungsi yang kita desain dari awal. Nah makanya perlu yang ada namanya kita riset dulu.
Kurang lebih sekitar dua sampai tiga minggu kita ke Jayapura, kita ketemu dengan orang-orang di sana, kita tanya apa yang diperlukan, kira-kira sudah pernah dengar atau belum (tentang AI, Red). Kami sangat bersyukur bahwa pihak Universitas Cendrawasih sangat open. Sangat terbuka
Ikut terlibat juga?
Iya, untuk mempersiapkan ini sehingga kami bisa mendapatkan data yang cukup valid, data empiris yang cukup valid. Bahwa mendengar iya, merasakan belum.
Ada beberapa yang sudah manfaatkan, karena kalau misalnya pakai Whatsapp di sana kan sudah (AI, Red) tersedia. Tetapi itu tadi masih dalam tatanan memahami bahwa ada teknologi baru. Dia bisa jawab pertanyaan saya, tetapi fungsi yang sebenarnya dari AI, yang bisa mempermudah hidup masih di tahapan awareness, belum meng-execute. Nah itu mungkin yang bisa saya sampaikan pada saat kami kunjungan ke sana dan mencoba selama dua minggu mencoba mencari tahu formula yang paling tepat.
Nantinya di experience center yang di Jayapura selain ada use case untuk orang melihat oh ini fungsinya AI, oh ini caranya kita dapatkan image yang bagus, oh ini cara mencari pekerjaan secara global, ini beberapa use case yang saya udah kasih bocoran nih tetapi juga akan ada tempat untuk pusat belajar. Kita siapin tempat untuk belajar dan setelah kita peresmian oleh pemerintah kita langsung mulai pelatihannya.
Melibatkan pelajar dan mahasiswa tentunya, ya?
Kita bersyukur banget tadi saya bilang soal dua minggu sempat ke Papua, sempat ke Jayapura. Kita disambut dengan tangan terbuka oleh pihak Universitas Cendrawasih nah mereka memberikan kita kesempatan untuk melakukan riset, dengan bertanya kepada mahasiswa beberapa dari beberapa level semester. Seberapa paham mereka soal AI, bagaimana mereka melihat AI dan kira kira fungsi AI yang mereka lihat itu seperti apa.
Nah bisa kita simpulkan cukup aware iya, tetapi masih belum memanfaatkannya secara maksimal. Jadi bagaimana ini bisa membantu mereka? Ini butuh pelatihan. Kita enggak bisa mengajarkannya juga dari jarak jauh. Itu juga jadi satu pelajaran, lesson learned bahwa memang kita harus kumpulkan, kita kasih pelajaran, kita kolaborasi nanti sama Uncen, fasilitator trainernya nanti mungkin kita datangkan kita hadirkan bersama use case-nya ada beberapa use case yang kita siapkan. Nah inilah yang kita sebut sebuah center of excellence. Jadi Experience Center adalah building-nya, tapi SDM yang dilatih itulah excellence-nya
Baca Juga: Cisco - Indosat : Ancaman Siber Makin Kompleks! Hanya 12 Persen Perusahaan RI Siap
Pertanyaan terakhir Mas, harapan dan juga spill sedikit mungkin bocoran gebrakan-gebrakan Indosat lainnya yang melibatkan teknologi AI ke depannya.
Kalau gebrakan kayaknya kalau di-spill sekarang udah enggak jadi gebrakan.
Oke mungkin saya boleh balik soal talent tadi. Fokus Indosat adalah sekarang begitu teknologi sudah ada di Indonesia, GPU NVIDIA sudah ada di Indonesia, maka sekarang perusahaan, mahasiswa di kampus itu bisa menggunakan GPU.
Untuk proses supercomputing yang ada di masing-masing company, pengelolaan data, jutaan data bisa diproses dengan lebih cepat, talenta adalah kunci bahwa kita bisa masuk dan bisa grow ekonominya karena ada efisiensi ada produktivitas.
Jadi efisiensi itu is not only about cutting budget dan lain lain. Efisiensi itu bisa juga dengan kita mengajarkan teman-teman, SDM yang ada di Indonesia ini caranya lebih produktif pakai AI dalam keseharian.
Semuanya mulai dari hal kecil. Biasanya cuma menginput data di Excel dan lain lain, sekarang coba pake Copilot. Kemudian kita translate data menuju data empiris yang bisa diolah menjadi sebuah kajian ilmiah. Nah kajian ilmiah itu akan jadi terobosan baru untuk berbagai activity produktivitas yang ada di Indonesia.