Contohnya yang tadi saya bilang, ChatGPT ataupun Gemini dari Google or ya semua aplikasi yang men-generate things.
Nah sekarang yang kita lihat lompatan berikutnya di Indonesia, dari generative AI adalah adopsi AI di dalam core function business perusahaan yang ada di Indonesia, mulai dari manufaktur, perbankan dan lain lain. Nah itu dari kacamata industri telekomunikasi kita melihatnya seperti itu. Kenapa? Karena dengan adanya pemanfaatan yang lebih produktif. Yang lebih produktif yang bisa meningkatkan efisiensi.
Di Indonesia ini akan dilihat sebagai sebuah opportunity. Karena siapa yang duluan melihat opportunity ini, dia melihat efisiensi equal dengan productivity. Nah ini opportunity ini yang saya lihat masih ditangkap di level urban, again ini masih konteksnya karena kita lihat dari apa yang berjalan di atas connectivity yang diberikan saat ini ke masyarakat di Indonesia.
Kalau di Indosat sendiri sampai sejauh mana tantangannya?
Kalau dari Indosat kita melihat itu bukan sebagai challenge ya. Saya mendengarkan tantangan, saya langsung bilang this is not tantangan. Ini adalah opportunity. Karena kita melihat bahwa belum banyak perusahaan apalagi perusahaan telekomunikasi di Indonesia mengeklaim mengadopsi AI di saat masih awal dan Indosat adalah yang pertama menjadi pionir untuk menyatakan bahwa kita ready untuk bring AI revolusi ke Indonesia. Kita kenapa bisa sampaikan seperti itu, karena sebelumnya sebelum keluar kita coba internal dulu.
Internal artinya begini, semua fungsi yang bisa di otomatisasi, yang sebelumnya menggunakan machine learning, sekarang kita pake AI. Contohnya misalnya HR (human resources, Red). Sekarang karyawan kita di Indosat, let's say reimburse kesehatan, we don't need datang membawa kuitansi dan lain-lain. Kita bisa datang ke rumah sakit atau klinik dan nanti mereka akan memasukkan data dan lain lain, lalu akan diproses sama AI oleh HR. Itu sangat cepat dan membantu. Itu cuma satu contoh.
![Ilustrasi Indosat. [Istimewa]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/02/11/31611-indosat.jpg)
Oh jadi lebih canggih ya?
Betul. Kemudian juga soal payment. Jadi misalnya kayak di karyawan di sini kan ada banyak. Misalnya perjalanan dinas atau beberapa hal lain yang memang mereka harus melakukan reimburse. Nah reimburse itu kita cukup menyampaikan bukti struk atau pembelian yang disampaikan melalui email, kita kirim dalam satu bank data. AI akan mengolah dalam waktu kurang dari beberapa hari sudah ditransfer kembali.
Artinya kita bahkan tidak perlu menilai kenapa dia harus naik Woosh (kereta cepat, Red)? Kenapa dia enggak bayar bensin dalam perjalanan dinas? Karena si AI tahu bahwa secara waktu ini lebih efisien.
Baca Juga: Cisco - Indosat : Ancaman Siber Makin Kompleks! Hanya 12 Persen Perusahaan RI Siap
Kita pakai AI dalam sourcing procurement. Jadi misalnya ada tender pekerjaan dan ini semua masuk proposal untuk sebuah tender itu dilihat dan diklasifikasi berdasarkan kelas perusahaannya, dan tender yang tersedia di Indosat itu akan disesuaikan dengan fungsi, skill serta kelasnya masing masing. Jadi kayak ada match making process (oleh AI, Red).
Yang ingin saya sampaikan di sini, Indosat - sebelum kita keluar - kita coba dulu menggunakan AI untuk semua bisnis unit yang ada di dalam perusahaan.
Jadi karyawan-karyawan ini harus adaptasi dulu biar paham dulu, baru mencoba mengeluarkan produk-produk. Produknya dipakai untuk dijual ke external.
AI itu tidak bisa terlihat kan? Tapi bisa kita lihat kenyamanan yang ditimbulkan. Jadi experience-nya yang terlihat. Secara fungsi, kelihatan sekali sebelumnya yang proses 3 hari, sekarang bisa jadi lebih cepat.
Contoh saja accounting kita. Accounting process yang dulu sebelumnya paling cepat 16 hari secara manual, sekarang cuma butuh waktu sekitar 3 jam.
Kalau kita ngomong eksternal, sekarang itu kita memberikan layanan ke customer yang B2C dan B2B. Kita sekarang menawarkan dengan menggunakan AI. Contohnya produk kita yang ke customer yang mungkin bisa dikenal oleh audience itu adalah IM3 Platinum nah IM3 Platinum itu udah fully function by AI.