Chris Gardner, Gelandangan yang Mengubah Nasibnya jadi Multimiliuner

Doddy Rosadi Suara.Com
Jum'at, 10 Oktober 2014 | 12:00 WIB
Chris Gardner, Gelandangan yang Mengubah Nasibnya jadi Multimiliuner
Chris Gardner. (www.igdigital.com)

Suara.com - Dia sempat tidak punya uang sama sekali dan menjadi gelandangan, kini Chris Gardner adalah seorang multimiliuner yang tinggal di rumah dengan harga jutaan dolar Amerika di Trump Tower, Chicago, Amerika Serikat. Sebagai pialang saham dan juga penulis, tidak ada tempat yang lebih disukai Gardner selain rumah.

“Rumah yang saya tempati ini beda dengan bursa saham. Tidak ada fluktasi atau orang yang lalu lalang seperti ketika menaiki rollercoaster. Saat ini saya masih melakukan perjalanan 200 hari dalam satu tahun tetapi waktu yang paling saya nikmati adalah ketika masuk ke rumah dan duduk di atas sofa atau melihat taman,” ujarnya.

Pelajaran yang didapatnya dalam kehidupan sebelum menjadi miliuner membuat Gardner tidak pernah lupa atas semua materi yang diraihnya. Masa kecil Gardner memang jauh dari bahagia. Dia tinggal di rumah yatim piatu dan tidak pernah mengenal sosok ayah kandungnya.

Ketika beranjak dewasa, Gardner sempat bekerja  sebagai asisten peneliti di Universitas California di San Fransisco, Amerika Serikat. Dia menikmati pekerjaannya itu dengan harapan bisa menjadi seorang dokter. Namun, gaji yang diterimanya tidak cukup untuk bisa mengambil kuliah jurusan dokter.

Masa-masa sulit Gardner terjadi pada 1982. Ketika itu, dia sama sekali tidak punya uang dan pasangannya meninggalkan dirinya bersama Chris Jr, putra mereka, di tempat penitipan anak. Gardner harus tinggal di tempat penampungan, stasiun kereta api bahkan di WC umum.

Keinginan untuk mengubah nasibnya membawa Gardner ke industri pasar modal. Meski tidak mempunyai ijazah sarjana, Gardner memberanikan diri untuk melamar menjadi peserta pelatihan untuk pialang saham. Kerja kerasnya tidak sia-sia, dia diterima sebagai peserta pelatihan di Dean Witter Reynolds. Hanya satu tahun, Gardner dinyatakan lulus dan menjadi pialang saham.

Gardner kemudian bekerja di perusahaan Bear, Stearns & Company dan sukses menjadi marketing dengan penjualan terbanyak. Pada 1987, Gardner memberanikan diri untuk mendirikan perusahaan sendiri dengan nama Gardner Rich & Company,Inc.

Dengan modal 10 ribu dolar Amerika, perusahaan itu dijalankannya dari sebuah apartemen kecil yang hanya berisi meja kayu. Perusahaan pialangnya itu fokus kepada transaksi produk derivative untuk lembaga besar di Amerika. Seiring perjalanan waktu, perusahaan Gardner tersebut menjadi besar.

Pada 2006, Garder menjual sahamnya di Gardner Rich & Company,Inc. dengan harga jutaan dolar Amerika. Transaksi penjualan itu membuat kehidupan Gardner berubah drastis dari laki-laki yang tidak punya uang dan menjadi gelandangan hingga menjadi seorang miliuner.

Sang ibu, Bettye Jean adalah inspirasi dari sukses yang diraih Gardner.

“Dia selalu berkata, anakku, saya harus melakukan banyak hal, dengan hasil yang sedikit untuk waktu yang lama, bahkan saya bisa melakukan semua tanpa mendapatkan apa-apa. Ketika itu terjadi pada dirimu, maka keputusan ada di tanganmu apakah akna tetap maju. Dia mengatakan, kavaleri tidak akan datang, anakku, ini hanya antara kamu dan aku,” ujarnya.

Ketika pertama kali mempunyai rumah mewah, Gardner tidak lupa untuk membawa foto ibunya dan menaruh foto itu di dapur.

“Saya selalu berbicara dengan dia. Meski dia sudah pindah ke Surga, tetapi dia selalu bertanya kepada saya hal yang sama: Apakah kamu sudah mengerjakan tugasmu, apakah kamu sudah berdoa. Lalu saya menjawab, sudah ibu. Dan dia mengatakan, bagus, tetaplah bekerja karena Tuhan sibuk dan dia juga harus membantu orang lain,” kata Gardner.

Gardner kehilangan pasangan hidupnya, Holly Norwick karena kanker, tahun lalu.

“Salah satu pertanyaan yang dilontarkan Holy kepada saya adalah, sekarang kamu tahu hidup itu singkat, lalu apa yang akan kamu lakukan di sisa umurmu? Sejak itu saja berubah. Saya memastikan setiap saat menghargai semua yang terjadi dalam hidup saya. Kini, salah satu yang paling penting dalam hidup saya adalah rumah,” katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI