Komisi ini menyatakan proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung dan proyek kereta Tiongkok-Laos, Thailand, serta Hongaria dan Serbia dalam kerangka kerja sama Inisiatif Sabuk Ekonomi Jalur Sutra dan Jalur Sutra Maritim mengalami kemajuan positif.
Terkait dengan proyek pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung ini, Direktur Bisnis Asia China Railway Group Limited (CREC) Li Jianping mengatakan dia yakin pembangunan proyek infrastruktur tersebut akan selesai sesuai jadwal pada akhir 2019.
"Proyeknya terus berjalan sesuai jadwal dan sesuai harapan pemerintah kedua negara. Tahun ini kami memang fokus pada pembebasan lahan sebagai tahap persiapan konstruksi," katanya saat menerima kunjungan wartawan ASEAN September lalu.
Wakil Presiden M. Jusuf Kalla sendiri telah pun mendorong badan usaha milik negara di Indonesia dan Tiongkok yang tergabung dalam konsorsium PT Kereta Api Cepat Indonesia China (KCIC) agar segera menuntaskan hambatan pembebasan lahan ini.
Penyelesaian masalah pembebasan lahan tersebut, menurut Wapres Jusuf Kalla, penting agar pembangunan proyek senilai 6,07 miliar dolar Amerika Serikat itu dapat segera dilaksanakan.
"Pembebasan lahan itu masalah pokok, tinggal masalah berapa kilometer sehingga itu bisa dimulai," katanya akhir Agustus lalu.
Apakah proyek pembangunan kereta cepat pertama Indonesia dari kerja sama dengan Cina ini berhasil atau mangkrak, waktu yang akan membuktikan.
Namun, kemampuan Cina memproduksi sendiri kereta cepat untuk memenuhi kebutuhannya maupun dunia itu berawal dari lawatan Deng Xiaoping ke Jepang pada 22 Oktober 1978.
Di hari kelima kunjungan kenegaraannya itu, arsitek modernisasi Cina ini sengaja meminta naik kereta cepat Shinkansen dari Tokyo ke Kyoto (Wang Xiong,2016).
Baca Juga: Seperti Apa Stasiun Kereta Cepat di Cina?
Pengalaman Deng naik Shinkansen itu semakin meneguhkan tekadnya untuk memulai reformasi dan kebijakan pintu terbuka yang menghadirkan kemajuan pesat Cina di berbagai bidang, termasuk menjadikannya salah satu negara produsen kereta cepat di dunia. (Antara)