Terhentinya pesanan barang membuat Rudi bingung, karena ia mau tak mau harus merogoh tabungannya untuk menutup biaya sehari-hari dan membayar gaji karyawan. Bahkan, Rudi mau tak mau harus melakukan sedikit efisiensi demi keberlangsungan usahanya.
Meski demikian, Rudi tetap semangat dan gigih untuk bangkit agar usahanya bergerak kembali. Beban Rudi mulai berkurang tatkala mendapat tawaran restrukturisasi kredit dari BRI. Dia mengakui, restrukturisasi yang diperolehnya cukup mudah dan prosesnya cepat.
Dia hanya perlu mengisi formulir, sebelum akhirnya mendapat penundaan pembayaran bunga dan pokok angsuran selama 6 bulan sejak April 2020. Kini, Rudi mengaku denyut usahanya perlahan mulai berdetak kembali. Sejak new normal, pre-order chafing dish Tumapel Art kembali mengalir meski belum sebanyak waktu normal. “Sudah ada pre-order 1-2 kali dalam sebulan. Untuk satu pre-order itu biasanya seharga Rp30 juta Rp35 juta,” ujarnya.
Di tengah perjuangannya membangkitkan usahanya yang terdampak pandemi, Rudi mendapatkan berkah lainnya. Ia lolos mengikuti seleksi program Pengusaha Muda BRILian yang digelar oleh BRI pada September lalu, kini Rudi aktif dalam pelatihan yang diberikan oleh BRI.
Dalam kesempatan terpisah, Priyastomo, Direktur Bisnis Kecil, Ritel dan Menengah BRI mengungkapkan bahwa BRI terus konsisten untuk mengembangkan UMKM di Indonesia dengan melakukan berbagai program pemberdayaan dan pendampingan kepada UMKM dalam perannya sebagai Agent of Development.
“Salah satu program pemberdayaan UMKM yang kami lakukan tahun ini adalah Pengusaha Muda Brilian, yang merupakan program intensif yang bertujuan untuk untuk akselerasi bisnis UMKM yang mendorong lahirnya young entrepreneur berdaya saing lokal dan global. Nantinya program ini sekaligus menjadikan Pengusaha Muda BRILian sebagai Duta Pengusaha Muda UMKM,” tambah Priyastomo.
Priyastomo mengungkapkan bahwa melalui Pengusaha Muda BRILian, para peserta akan diberikan ruang dan pendampingan oleh mentor yang ahli di bidangnya dan didukung dengan materi dan keterampilan yang dibutuhkan sehingga dapat meningkatkan kualitas usahanya.
"50 peserta UMKM yang terpilih dari lima wilayah, yaitu Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya mendapatkan mentoring selama +/- 2 (dua) bulan dengan kurikulum yang disusun secara terintegrasi mulai dari vision, customer development, business model & revenue, branding & design, product development, exporting business hingga equity & funding (online & offline). Kami berharap enterpreneur yang mengikuti program Pengusaha Muda BRILian ini akan memiliki kompetensi yang unggul dan lengkap menghadapi tantangan industri 4.0,” pungkas Priyastomo.
Baca Juga: Cara Mudah Mengetahui Penerima BLT UMKM Rp 2,4 Juta di Bank BRI