Salah satu penyebab harga pangan di Indonesia selalu naik-turun karena tidak memiliki alat untuk memperpanjang masa simpan (shelf life).
Di sisi lain, ketahanan pangan yang benar adalah ketahanan pangan yang mendahulukan kemandirian pangan.
Cara menjaganya, salah satunya dengan memiliki alat untuk memperpanjang masa simpan (shelf life) dan disimpan tanpa mengurangi kualitas pangan.
Tantangan pangan global sekarang cukup mengkhawatirkan. Jumlah penduduk naik, lahan semakin sempit, harga semakin mahal, sementara kondisi geopolitik tidak bisa diprediksi.
Salah satu solusi yang harus dilakukan dalam menghadapi kondisi ini adalah meningkatkan produksi pangan dalam negeri.
"Namun setelah produksi dalam negeri naik, sudah banyak, saking banyaknya malah harganya jatuh. Jadi petaninya enggan menanam lagi, peternak juga. Kami tidak ingin begitu. Jadi tugas kami semua, termasuk Badan Pangan Nasional bersama BUMN, mempersiapkan pada saat produksi meninggi berperan sebagai offtaker," tandas Arief Prasetyo Adi.
Salah satu penerima bantuan tempat penyimpanan pendingin (cold chain) dari Aulia Madinah Broiler Lampung adalah pelaku bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sektor frozen ayam potong bernama Zainal.
Ia menuturkan adanya peningkatan signifikan dan positif sejak menggunakan air blast freezer.
"Kami produksi ayam frozen, sehingga alat itu benar-benar dipakai mengingat produksi ayam setiap hari," jelas Zainal.
Baca Juga: 400 Pelaku UMKM Siap Meriahkan Upacara Peringatan Kemerdekaan ke-79 RI di IKN
Dampak positif menggunakan alat cold chain adalah listrik bisa lebih hemat. Dengan kapasitas yang besar, bisa langsung untuk membekukan sekaligus 2 sampai 3 ton.