Ekonomi Biru Ciptakan Peluang Cuan Potensial Sekaligus Melindungi Laut

Selasa, 21 Mei 2024 | 16:49 WIB
Ekonomi Biru Ciptakan Peluang Cuan Potensial Sekaligus Melindungi Laut
Panen rumput laut yang dilakukan pembudidaya seaweed (rumput laut) di Desa Kutuh, Kuta Selatan, Bali. Sebagai ilustrasi [desakutuh.badungkab.go.id]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Beberapa program saat ini tengah didorong Pemerintah untuk menjawab tantangan. Antara lain Blue Halo S yang diluncurkan Pemerintah Indonesia bersama Green Climate Fund, Conservation International, dan Konservasi Indonesia pada 2022.

Program tadi menjajaki pendekatan pembiayaan berkelanjutan untuk memaksimalkan manfaat iklim, keanekaragaman hayati, ekonomi, dan penghidupan dari ekonomi laut Indonesia.

Direktur Divisi Mitigasi dan Adaptasi Green Climate Fund Dr. German Velasquez menyampaikan harapannya untuk kesuksesan model program itu. Utamanya karena mampu menjadi model yang diterapkan tidak hanya di Indonesia namun belahan dunia lainnya.

Kemudian berbicara soal pesisir, Indonesia memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan dengan tujuan mendorong kelestarian ekologi sekaligus memastikan kesejahteraan masyarakat. Salah satunya perkembangan pemanfaatan rumput laut yang bisa didukung pendanaan campuran.

Alternatif mata pencaharian diperlukan demi menghindari ekstraksi berlebihan sebagai bagian dari perwujudan ekonomi biru.

"Seaweed (rumput laut) menjadi salah satu fungsi penyangga untuk kawasan konservasi, keanekaragaman hayati bisa jalan terus. Jadi sebenarnya proses perjalanan mengapa seaweed dibudidayakan adalah dari paradigma pelestarian alam, dan pemanfaatan alam dan kesempatan lapangan pekerjaan," jelas Meizani Irmadhiany, Senior Vice President and Executive Chair Konservasi Indonesia.

Berdasarkan laporan penelitian yang dilakukan Konservasi Indonesia bersama tim Universitas Nusa Cendana terkait industri rumput laut di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada 2023 industri pengolahan rumput laut lokal memiliki potensi keberlanjutan yang baik. Yaitu dengan pasokan bahan baku terjaga dan dapat dilakukan pembudi daya sendiri.

Budidaya komoditas "emas hijau di lautan" ini tidak memerlukan siklus panen yang lama, sekitar 45 hari untuk dapat memanen hasil. Juga memiliki masa pengembalian siap panen kembali secara cepat.

Pada tingkat rantai pasok, budidaya rumput laut juga dapat dilakukan semua lapisan masyarakat dan keluarga.

Baca Juga: Elon Musk Jadi Prominent Speaker World Water Forum di Bali, Ini Harapan Menteri Kelautan dan Perikanan

Termasuk pembudidayaan yang dapat dilakukan oleh perempuan untuk mendorong kesejahteraan keluarga.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI