Pengamat Sebut Program MBG Kurangi Pengganguran dan Genjot Ekonomi RI

Iwan Supriyatna Suara.Com
Jum'at, 23 Mei 2025 | 13:14 WIB
Pengamat Sebut Program MBG Kurangi Pengganguran dan Genjot Ekonomi RI
Ilustrasi Program Makan Bergizi Gratis. [X/fahrihamzah]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi salah satu program kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto sekarang ini, bisa menjadi sektor yang dapat menumbuhkan perekonomian Indonesia.

Hal tersebut disampaikan oleh Profesor Tumiran selaku Pengamat Energi Universitas Gajah Mada (UGM) ketika diketemui awak media di jakarta.

“Kita harus bantu presiden (Prabowo) yang punya pemikiran untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, dan salah satu yang sedang dikerjakan adalah program MBG atau Makan Bergizi Gratis. Selain mencerdaskan anak-anak Indonesia untuk kedepannya, program MBG ini juga harus menggerakan ekonomi baru,” kata Tumiran, Jumat (23/5/2025).

Ekonomi baru yang dimaksud adalah terbukanya lapangan kerja. Pasalnya, untuk memenuhi kebutuhan MBG, selain kebutuhan beras, daging, telur, adalah sarana untuk masak, sarana untuk menyediakan yang sekarang ini belum tersedia semua dengan baik. Oleh karena itu, hal tersebut akan menjadi angin segar disaat terjadinya badai PHK belakangan ini.

Namun mirisnya, disaat terjadi PHK dimana-mana, Kementrian Perdagangan berencana untuk menderegulasi permendag no 8 dengan membebaskan import foodtray tanpa PI dan LS justru akan menghambat industri lokal yg memproduksi foodtray dalam negeri yang sudah dapat memenuhi kebutuhan foodtray untuk kegiatan MBG padahal industri lokal sudah mampu untuk memproduksi foodtray dalam jumlah yg di butuhkan oleh dapur MBG sebesar 82 juta pcs Tentunya hal tersebut berlawanan dengan tujuan Presiden Prabowo menjalankan program MBG.

Dimana salah satu tujuanya adalah dapat menggerakan ekonomi Dalam Negeri.

“Kenapa gak kita disiapin? Apa kerja Menteri terkait? Menteri Perindustrian misalnya, ya dikerjain, industri-nya tumbuh dong. Menteri Tenaga Kerja, gimana mendorong tenaga kerja terampil untuk bisa mencetak peralatan-peralatan itu? Sekarang lapangan kerja susah, gimana? Masa pemerintah ngasih makan, kemudian bapaknya gak dikasih kerjaan,” ucap Tuminan.

Melalui program MBG, Tuminan pun optimistis apabila seluruh kebutuhannya diserahkan kepada industri Dalam Nengeri, maka perekonomian Indonesia bisa tumbuh pesat. Pasalnya, jika seluruh kebutuhan pokok serta kebutuhan sarana MBG diambil dari Dalam Negeri maka akan menjadi pemasukan bagi negara.

“Melalui pengembangan MBG tadi, ya rupanya petani bisa tumbuh, industri yang memenyiapkan peralatan makannya tumbuh, industri karton dalam negeri juga tumbuh, industri plastik dalam negeri tumbuh, tisu dalam negeri tumbuh, industri sendok dalam negeri juga tumbuh semua. Jadi kenapa harus kita kasih ke orang lain?” ujar Tuminan.

Baca Juga: Hashim Bilang Tak Ada Paksaan Ikut Program MBG, BGN Sediakan Alternatif Lain Sebagai Ganti?

Program makan bergizi gratis tengah menjadi sorotan sebagai upaya strategis untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Lebih dari sekadar pemberian makanan, program ini merupakan investasi jangka panjang untuk menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan produktif.

Asupan gizi yang baik, terutama pada masa pertumbuhan, memiliki dampak signifikan terhadap perkembangan fisik dan kognitif anak-anak.

Kekurangan gizi dapat menyebabkan stunting, gangguan perkembangan otak, dan penurunan daya tahan tubuh, yang pada akhirnya menghambat potensi mereka di masa depan.

Makan bergizi gratis diharapkan dapat mengatasi masalah kekurangan gizi pada anak-anak dari keluarga kurang mampu.

Dengan menyediakan makanan yang seimbang dan mengandung nutrisi penting seperti protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral, program ini membantu memenuhi kebutuhan gizi harian mereka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI