Tarif Impor Amerika Serikat 19 Persen Buat Indonesia Dinilai Pilih Kasih

Jum'at, 08 Agustus 2025 | 09:51 WIB
Tarif Impor Amerika Serikat 19 Persen Buat Indonesia Dinilai Pilih Kasih
Kolase Presiden Prabowo Subianto dan Presiden AS Donald Trump. (ist)

Suara.com - Mantan Duta Besar RI di WTO Gusmardi Bustami menilai poin-poin kesepakatan tarif impor yang disepakati Presiden Donald Trump dan Presiden Prabowo Subianto pada negosiasi pada 15 Juli 2025 masih memberatkan Indonesia.

Salah satunya Indonesia akan menghapus sekitar 99 persen hambatan tarif untuk berbagai produk industri, makanan, dan pertanian asal AS yang diekspor ke Indonesia.

"Kalau bilateral itu simetrik. Dia bilang dia akan join statment 22 juli 99 persen produk Amerika yaitu 0 persen dan Indonesia kena tarif 19 persen itu saya lihat tidak seimbang," ujar dia saat dikutip di Youtube Rhenald Kasali, Jumat (8/8/2025).

Dia membeberkan dalam join statement Indonesia dan Amerika juga menentukan certificate of origin yang mana dokumen yang membuktikan asal suatu barang yang diekspor.

Persyaratan-persyaratan barang mau diekspor ke Amerika harus ada country of origin dalam menetapkan tarif.

"Jadi di dalam WTO kita agreementnya merumuskan bahwa semua negara harus di treat yang sama jadi kalau masuk ke suatu negara dan menetapkan tarif 5 persen harusnya the country harus 5 persen. jadi enggak boleh diskriminatif," jelasnya.

Ilustrasi ekonomi global. [Unsplash]
Ilustrasi ekonomi global. [Unsplash]

Kata dia, awal mulanya Indonesia kena tarif yang cukup tinggi dikarenakan perdaganganya ke Amerika surplus.

Namun, ekspor Amerika ke Indonesia difisit yang membuat Trump menyeret Indonesia dengan tarif tinggi di perdagangan.

"Jadi memang Indonesia salah satu negara yang di watch oleh Amerika karena surplusnya besar. Mereka melihat target negara-negara yang mana perdagangannya defisit bagi Amerika," ucapnya.

Baca Juga: CEK FAKTA: Warga AS Demo Tolak Serangan Trump ke Iran Beredar di X

"Jadi 50 negara targetnya dan Indonesia masuk di 30 negara dimana melaksanakan kebijakan perdagangannya jadi paling keras adalah Trump," dia menambahkan.

Dia pun menyarankan agar pemerintah lebih jeli saat melakukan negoisasi dengan Amerika. Apalagi negoisasi harus diperlukan kecerdikan agar tidak merugikan Indonesia dan rakyat dalam perdangan tarif Amerika Serikat sehingga tarif bisa turun lagi.

"Kesimpulannya dari 12 itu karena keinginan Amerika kita bisa mendapatkan sesutau kalau kita jeli. Kalau produknya bukan ditanam di Amerika dan dipertimbangkan pengurangan jadi 19 persen," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI