Survei BI Laporkan Kinerja Penjualan Eceran Merosot, Apa Penyebabnya?

Senin, 11 Agustus 2025 | 12:04 WIB
Survei BI Laporkan Kinerja Penjualan Eceran Merosot, Apa Penyebabnya?
Ilustrasi Warung. [Dok Humas Kemenkop]

Suara.com - Bank Indonesia (BI) mencatat kinerja penjualan eceran mengalami kontraksi. Hal ini tercemin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Juni 2025 turun dibandingkan pada bulan Mei.

Direktur Eksekutif Komunikasi BI Ramdan Denny mengatakan, IPR tercatat sebesar 231,9 atau secara tahunan tumbuh sebesar 1,3 persen (yoy). Namun, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada Mei 2025 sebesar 1,9 persen (yoy).

"Pertumbuhan tersebut didorong oleh kinerja penjualan Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Makanan, Minuman, dan Tembakau, Barang Budaya dan Rekreasi, dan Subkelompok Sandang yang tumbuh positif," katanya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin (11/8/2025).

Selain itu, kinerja penjualan beberapa kelompok barang yang terkait dengan kegiatan libur dan cuti bersama HBKN serta libur sekolah tersebut menopang kinerja Juni 2025 menjadi lebih baik dari bulan sebelumnya. Hal ini tecermin dari penjualan eceran pada Juni 2025 yang secara bulanan mencatat kontraksi sebesar 0,2 persen (mtm), lebih kecil dibandingkan dengan kontraksi sebesar 1,3 persen (mtm) pada Mei 2025.

BI juga memperkirakan IPR bakal meningkat pada Juli 2025. Hal ini tercemin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Juli 2025 diprakirakan tumbuh sebesar 4,8 persen (yoy) lenih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya, sehingga mencapai level 222,5.

Peningkatan tersebut terutama bersumber dari Kelompok Suku Cadang dan Aksesori, Makanan, Minuman, dan Tembakau, serta Bahan Bakar Kendaraan Bermotor. Secara bulanan, penjualan eceran pada Juli 2025 diprakirakan mencatat kontraksi sebesar 4,0 persen (mtm).

"Ini dipengaruhi oleh penurunan penjualan Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi serta Makanan, Minuman, dan Tembakau seiring dengan berakhirnya periode libur dan cuti bersama dalam rangka Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan libur sekolah,"bebernya.

Sementara itu, dari sisi harga, tekanan inflasi tiga bulan yang akan datang, yaitu pada September, 2025 diprakirakan menurun, sementara tekanan inflasi pada enam bulan mendatang, yaitu pada Desember 2025, diprakirakan meningkat.

Hal ini tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) September 2025 sebesar 134,7, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya sebesar 139,6. Sementara itu, IEH Desember 2025 tercatat sebesar 163,4, lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar 151,3.

Baca Juga: Bisa Ciptakan Lapangan Kerja, BI Salurkan Pembiayaan Hijau Tembus Rp 33,7 Triliun

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI