Rupiah Jebol Rp16.600, Bos BI Turun Tangan Hingga Ungkap 'Jurus' Stabilisasi'

Senin, 22 September 2025 | 14:17 WIB
Rupiah Jebol Rp16.600, Bos BI Turun Tangan Hingga Ungkap 'Jurus' Stabilisasi'
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan sejumlah jurus untuk menstabilkan rupiah yang kini jeblok hingga tembus Rp16.600. [Suara.com/Novian]
Baca 10 detik
  • Rupiah melemah signifikan, kini tembus level psikologis Rp16.600 per dolar.

  • Gubernur BI sebut pelemahan disebabkan tekanan dari global dan domestik.

  • BI pastikan melakukan intervensi di pasar untuk menjaga stabilitas nilai tukar.

Suara.com - Nilai tukar Rupiah dibuka ambruk pada perdagangan awal pekan, langsung menembus level psikologis Rp16.600 per dolar AS. Pelemahan ini menjadi sorotan utama di pasar keuangan domestik.

Berdasarkan data Bloomberg pada Senin (22/9/2025), Rupiah berada di level Rp16.626 per USD, melemah 25 poin atau setara 0,15% dari penutupan perdagangan sebelumnya.

Menanggapi gejolak ini, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo langsung buka suara.

Ia menyebut bahwa tekanan yang dialami Rupiah dalam beberapa minggu terakhir imbas kombinasi faktor eksternal dan internal.

"Secara keseluruhan terhadap dolar September menguat 0,33 persen dari Agustus. Minggu-mingu ini terjadi tekanan baik dari global maupun dari sisi domestik," kata Perry dalam rapat bersama Komisi XI di Gedung DPR, Senin (22/9/2025).

Meski demikian, ia menjamin bahwa BI tidak akan tinggal diam dan akan selalu hadir di pasar untuk menjaga stabilitas mata uang Garuda.

"Untuk nilai tukar kami laporkan tetap terkendali. Komitmen kami untuk melakukan stabilisasi karena ketidakpastian yang masih tinggi baik dari global maupun domestik," katanya.

Untuk menahan pelemahan lebih lanjut, Perry membeberkan tiga 'jurus' intervensi yang secara aktif dilakukan oleh BI di pasar keuangan.

"Kami terus melakukan intervensi baik pasar luar negeri melalui Non-Deliverable Forward (NDF) maupun pasar dalam negeri melalui transaksi secara tunai spot domestik Non-Deliverable Forward(DNDF) maupun juga kami membeli pasar SBN di pasar sekunder," katanya.

Baca Juga: Rupiah Loyo Jelang Akhir Pekan

Optimis Menguat

Meskipun saat ini sedang dalam tekanan, Perry optimistis bahwa tren nilai tukar Rupiah ke depan akan cenderung menguat. 

Keyakinan ini didasari oleh fundamental ekonomi Indonesia yang solid.

"Komitmen kami tren nilai tukar ke depan bergerak stabil dan kecenderungan menguat sejalan dengan komitmen Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, inflasi yang baik dan prospek pertumbuhan ekonomi yang cukup baik," katanya.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI