- Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memberi waktu satu tahun Direktorat Jenderal Bea Cukai untuk memperbaiki kinerja.
- Ancaman perumahan 16 ribu pegawai Bea Cukai merupakan perintah langsung dari atasan untuk memacu perbaikan kinerja.
- Purbaya menemukan kebocoran seperti praktik *under invoicing* saat inspeksi mendadak di pelabuhan baru-baru ini.
Suara.com - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa kembali melayangkan ultimatum ke Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (DJBC Kemenkeu) untuk memperbaiki kinerja.
Menkeu Purbaya menyebut kalau ancaman untuk merumahkan 16 ribu pegawai Bea Cukai adalah perintah langsung dari atasan. Makanya dia memberikan waktu setahun agar mereka segera berbenah.
"Kita kasih waktu setahun untuk betulin. Kalau enggak, 16 ribu pegawai kita rumahkan. Bukan dari saya tuh, dari bos di atas," kata Purbaya di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (11/12/2025).
Bendahara Negara mengatakan kalau perintah itu untuk memecut para pegawai agar bekerja lebih baik. Dengan demikian Bea Cukai tak perlu lagi dibekukan ala era Orde Baru, di mana tugas itu diserahkan ke Société Générale de Surveillance (SGS), perusahaan asal Swiss.
"Jadi saya pakai itu untuk pecut Bea Cukai supaya bekerja lebih baik untuk perbaiki kinerjanya, supaya kita tidak perlu lagi menyerahkan ke asing, masa negara kita enggak mampu," timpal dia.

Purbaya bercerita kalau dirinya masih menemukan berbagai kebocoran dalam pelayanan maupun kinerja Bea Cukai. Hal ini dia temukan saat inspeksi mendadak (sidak) ke pelabuhan.
Saat itu Purbaya menemukan praktik under invoicing, yang mana sebuah barang tertulis dengan harga 7 Dolar AS atau sekitar Rp 116 ribu. Namun saat dicek di marketplace, harganya ternyata jauh lebih tinggi.
"Saya pernah ke pelabuhan kan, cek barang di situ tertulis cuma 7 Dolar AS. Di toko online harganya lebih mahal. Dari situ ketahuan ini harganya beda. Kenapa bisa begini? Kok bisa murah? Mereka lihat-lihatan. Jadi mereka masih main," tutur dia.
Maka dari itu Purbaya memberikan waktu setahun agar Bea Cukai membenahi kinerja, terutama membendung produk-produk impor ilegal dari China. Dia juga menyinggung kalau dalam sejarah, Indonesia tak pernah kalah dari Tiongkok.
Baca Juga: Manuver Purbaya Tarik Bea Keluar Emas, Ini Efeknya Versi Ekonom UI
"Saya bilang gini, enggak ada sejarahnya Indonesia kalah sama China. Kublai Khan saja kita kalahin. Jangan lupa sejarah, sama Raden Wijaya kan? Itu sejarahnya kita memang lebih licik. Masa lupa liciknya?" beber dia.
"Jadi setahun ke depan, saya akan betulin Bea Cukai sehingga enggak ada barang-barang selundupan dari China yang ilegal," pungkasnya.